Tangkal Kenakalan Remaja, Pemkot Surabaya Optimalkan Sosdir ke Sekolah

Kamis 14-12-2023,16:02 WIB
Reporter : Arif Alfiansyah
Editor : Fatkhul Aziz

SURABAYA, MEMORANDUM - Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mencegah kenakalan remaja. Tawuran misalnya yang belakangan ini kembali marak terjadi. Perilaku remaja menyimpang dari norma ini telah merugikan orang banyak, terlebih diri sendiri dan orang tuanya.

Meski ada sanksi mulai dari hukuman sosial berupa merawat ODGJ di Liponsos Keputih, menjalani pendidikan karakter melaui sekolah kebangsaan, ternyata tawuran antar kelompok remaja masih ada saja. 

Meski demikian pemkot melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya tidak tinggal diam. Karena melibatkan anak semua ikut andil untuk menangani masalah ini. Termasuk OPD terkait dan berkoordisi dengan jajaran kepolisian untuk mencegah masalah terus berlarut.

Sebagai upaya preventif, DP3A-PPKB masif menyelenggarakan sosialisasi dinamika remaja atau yang disingkat Sosdir. Kegiatan Sosdir tersebut menyasar lembaga pendidikan SD-SMP sederajat hingga pondok pesantren se-Kota Surabaya. 

Kepala DP3A-PPKB Kota Surabaya Ida Widayati mengatakan kegiatan itu bertujuan mengarahkan generasi muda Kota Surabaya menuju perubahan positif. Juga, untuk membantu remaja dalam mengenali maupun menghadapi dinamika serta perubahan di lingkungan internal dan eksternal.

BACA JUGA:Turun ke Sekolah, Polsek Pakel Sampaikan Pesan Cegah Bullying dan Antisipasi Kenakalan Remaja

"Sosialisasi dinamika remaja di sekolah SD, SMP dan pesantren kita lakukan," kata Ida sapaan lekatnya.

Pemkot Surabaya, kata dia, juga memiliki Program Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) RW di 20 titik Balai RW. Sejumlah kegiatan dan layanan di Puspaga diantaranya layanan konseling maupun konsultasi permasalahan keluarga dan anak.

"Sosialisasi di puspaga balai RW baik oleh konselor, forum anak dan duta berencana," jelasnya.

Ida memaparkan sejumlah upaya dilakukan untuk mencegah  tawuran remaja. "Sebetulnya sudah banyak upaya yang sudah dilakukan sebagai upaya pencegahan kenakalan remaja tersebut," ujarnya.

BACA JUGA:Minimalisir Kenakalan Remaja, Pengamat: Wujudkan Ruang Kegiatan Positif

Sementara bagi remaja yang terlibat tawuran, memberikan sanksi sosial bagi remaja yang tidak berlanjut ke ranah hukum dan pendampingan psikologis dan hukum bagi yang lanjut ke ranah hukum kasusnya.

"Kami juga kolaborasi dengan dinas pendidikan untuk memberikan perhatian lebih teharap anak anak yang pernah terlibat tawuran," ujarnya.

Sementara itu, DP3A juga selalu berkoordinasi dengan OPD terkait. Misalnya dengan Satpol PP Kota Surabaya, berbagai persoalan yang menyangkut masalah anak DP3A selalu hadir untuk melakukan pendampingan. Baik dari sisi hukum maupun psikologisnya.

"Penguatan jejaring baik dengab OPD terkait. Contoh dengan Satpol PP dengan kegiatan penjangkauan anak anak yang melakukan kegiatan negatif dan lain lain," ungkapnya.

Kategori :