Pengamat : Machfud Arifin Cair di Semua Parpol

Selasa 21-01-2020,07:50 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Surabaya, Memorandum.co.id -  Apa yang dilakukan Machfud Arifin (MA) yang berkunjung ke beberapa partai politik (parpol) tidak semata-mata mendapatkan rekomendasi untuk bisa maju dalam kontestasi Pilwali Surabaya. Namun juga sebagai ajang silaturahmi. “Dia (Machfud Arifin, red) semacam silaturahmi ke semua parpol. Seandainya parpol itu tidak memberikan rekomendasi, paling tidak parpol tidak antipati kepadanya,” jelas Agus Mahfud Fauzi, pengamat politik dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (20/1). Ia menambahkan, kondisi politik sekarang ini masih cair. Semua parpol ketika akan dimintai rekomendasi atau disilaturahmi oleh MA, akan menerima. Apalagi masing-masing parpol mempunyai metode merekrut bakal calon wali kota. Ia yakin parpol tidak menafikan proses rekrutmen yang dilakukan DPC atau DPD tingkat Surabaya. Jadi tidak bisa DPC melakukan rekrutmen, tiba-tiba MA ke Jakarta meminta rekom dan itu tidak mungkin dilakukan. Dan pasti MA menghormati proses di tingkat DPC, bahwa meski keputusan ada pada  DPP. Terkait pertarungan dalam pilwali nanti siapa yang akan bertarung, Agus Mahfud mengatakan, MA cair di semua parpol maka akan terjadi head to head dengan PDI-P. Tetapi jika tak cair, akan ada calon lain. Jika terjadi head to head, Agus melihat itu bukan pertarungan orang-orangnya Jokowi. Memang diakui MA adalah ketua pemenangan Jokowi-Ma’ruf dan PDI-P adalah pengusung Jokowi-Ma’ruf dalam Pilpres 2019. “Politik lokal itu berbeda dengan politik nasional. Selain itu waktunya berbeda, yaitu pilpres pada April 2019 dan pilwali pada September 2020,” kata dia. Menurut dia, pada 2020 ini PDI-P memiliki strategi pemenangan sendiri dan tidak ada hubungannya dengan pilpres.  Sedangkan MA secara pribadi juga akan menampilkan diri meski masih membawa nama Jokowi. Dan diakui oleh Agus Mahfud, masyarakat masih melihat bahwa mereka berdua adalah pendukung Jokowi. “Pertarungan mereka akan sangat menarik nantinya. Surabaya adalah kandang banteng (PDI-P, red) dan bagaimana kedua kandidat saling berebut suara PDI-P,” kata dia. (udi/lis)

Tags :
Kategori :

Terkait