SURABAYA, MEMORANDUM - Aksi komplotan pengganda uang berdasarkan kronologis dari kepolisian, bermula ketika korban bertemu dengan Sukesih dengan korban Indah Mei 2023.
Diduga tersangka mengetahui korban memiliki banyak uang, ia kemudian mendekatinya.
Setelah itu, Dwi memberitahu jika ia mengenal seseorang yang bisa menggandakan uang. Bujuk rayu Dwi berhasil, korban kemudian tertarik.
BACA JUGA:Polisi Tangkap 3 Pelaku Pengganda Uang Asal Malang
BACA JUGA:Motif dan Kronologi Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara
Seketika itu, Dwi menyambungkan tersangka dengan Mbah Suhari. Korban kemudian diminta untuk mentransfer uang Rp 4,5 juta untuk membeli uborampe.
Setelah ditransfer, kemudian korban diminta menyiapkan gentong gerabah dan satu kamar kosong untuk upacara penggandaan uang dan menyimpan gentong.
BACA JUGA:Bongkar Penipuan Dukun Pengganda Uang, Polisi Temukan Jenglot dan Darah Manusia
"Kemudian Mbah Suhari datang ke Surabaya bersama tersangka Suraji memulai upacara di rumah korban," katanya.
Setelah upacara selesai, ketiga orang ini pulang dan korban diminta untuk tidak membuka gentong selama 36 hari. Namun, baru tiga hari, korban membutuhkan uang itu dan menghubungi Mbah Suhari untuk membuka gentong.
"Di sini tersangka Suhari meminta uang sebagai syarat membuka gentong untuk membeli dua ugorampe seharga Rp 10 juta dan minyak mistik Rp 5 juta. Uang ditransfer namun ketika dibuka gentong itu kosong," jelasnya.
Meski sudah dibohongi, korban masih percaya saja. Pada Agustus 2023 Dwi kembali mendatangi Indah. Ia membujuk Indah untuk membuat testimoni jika berhasil menggandakan uang.
Saat itu, Dwi kembali membujuk korban, ia membujuknya dengan meminta mentransfer uang Rp 45 juta dan menyiapkan lima kardus bekas rokok.
"Korban kembali ditipu, DD menjanjikan uang yang ditransfer akan menjadi Rp 45 miliar. Dengan rincian setiap kardus berisi Rp 9 miliar," terangnya.
Korban kembali tertipu. Korban sempat menghubungi Dwi dan mengaku uangnya sudah siap dan akan dikirim namun hingga sebelum dilaporkan pada akhir September uang tersebut tidak juga dikirim. Bahkan Dwi juga menghilang dan tidak bisa dihubungi.