Karena itu, Pambudi mengingatkan pentingnya makan sesuai jadwal. “Yang paling Panjang itu adalah jarak dari makan malam ke sarapan. Karena itu, penting sekali untuk sarapan sesuai jadwal agar terhindar dari penyakit saluran cerna,” imbuhnya.
“Bayangkan, ketika makan malam jam 7 malam jarak dari sarapan sekitar 12 jam. Kalau telat makan, istilahnya wong mbambung e isok protes. Jam piro iki kok during mangan,” urainya.
Berhubungan dengan saluran cerna adalah fellow endoskopi yang kini digeluti oleh Pambudi. Endoskopi sendiri menurut Pambudi adalah alat untuk melihat saluran cerna. Bisa saluran cerna, kencing, kandungan.
Berasal dari kata endoscope, alatnya dilengkapi kamera untuk melihat yang ditampilkan di layar.
Ia mencontohkan, pasien diare terus-menerus. Setelah diendoskopi ternyata ada luka di saluran cerna. Masuk lagi ternyata ada semacam cacing kermi. “Nah, kalau diperbesar, cacing kermi ini terlihat seperti menari-nari. Makanya penting sekali untuk menjaga kebersihan bagi anak-anak agar tidak cacingan,” urainya.
Menerapkan pola hidup sehat kata Pambudi harus dimulai sejak dini. Sebab, penyakit saluran cerna awalnya dari pola hidup tidak sehat.
Lalu apalagi yang bisa dilakukan melalui endoskopi? “Banyak, yang sering itu saya endoskopi pasien yang tanpa sengaja menelan jarum pentul hingga koin. Bahkan, gigi palsu juga pernah tertelan. Agak susah kalau kasus seperti ini, tapi kami berusaha agar bisa dikeluarkan,” bebernya. (ono)