SIDOARJO, MEMORANDUM - Setelah pihak RS Bhayangkara Porong menerima jenazah korban Askurniyah (59), guru ngaji warga RT 20 RW 15, Gajah, Kelurahan Magersari, Kecamatan Sidoarjo, pada Sabtu 4 November 2023 sekitar pukul 12.30, petugas forensik langsung melakukan tindakan pemeriksaan. Dari hasil autopsi tersebut petugas menyimpulkan bahwa penyebab kematian korban adalah jeratan di leher.
Karumkit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong AKBP dr Eko Yunianto menjelaskan, Sabtu pihaknya menerima permohonan autopsi dari Polsekta Sidoarjo terkait meninggalnya korban Askurniyah yang tidak wajar. Dan pada hari itu juga tim forensik melakukan autopsi terhadap korban di ruang forensik.
"Sekitar pukul 18.00, Sabtu, tim kita melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban di instalasi forensik RS Bhayangkara Porong," jelasnya, Senin 6 November 2023.
BACA JUGA:Guru Ngaji Cabuli 4 Santriwati
Lanjut Eko, dari pemeriksaan tersebut, ditemukan luka-luka di bagian tubuh korban, diduga akibat tindak kekerasan atau benturan benda tumpul. Di antaranya luka pada mulut, mata, leher dan tangan.
"Luka yang paling signifikan adalah jeratan pada leher korban, dan luka lecet pada tangan. Kedua luka inilah yang berisko menyebabkan kematian," ungkapnya.
Sementara itu dari kesimpulan tim forensik setelah melakukan tindakan autopsi, penyebab kematian korban Askurniyah adalah luka tekan atau luka jerat pada leher korban. Dengan adanya tekanan pada pembuluh darah di leher, korban akhirnya mati lemas.
BACA JUGA:Begini Nasib Guru Ngaji di Dupak Magersari, Tanpa Jaspel Tetap Mengajar dengan Ikhlas
"Jeratan di leher, hingga mengakibatkan tekanan pada pembuluh darah, dan akhirnya korban mati lemas," terangnya.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, kemungkinan besar korban dianiaya terlebih dahulu sebelum dibunuh dengan cara dijerat.(aw/jok)