Cinta Mawar yang Berakhir di Tangan Sahabat (1)

Sabtu 04-11-2023,09:05 WIB
Reporter : Jos
Editor : Aguss

Winta Berusaha Menyenggolkan Payudaranya

Mawar (bukan nama sebenarnya) bahagia. Super bahagia. Dia merasa keluarganya sudah sesuai harapan semua kaum muslim: sakinah mawadah warahma.

Mawar hidup bersama suami yang seorang pengusaha dan dua anak yang beranjak remaja.

Malam itu sekeluar restoran di Royal Plaza, Mawar disapa seorang wanita.

Ternyata suara teman sekolahnya. Segera ia memperkenalkan wanita tersebut, sebut saja Winta, kepada suami dan anak-anaknya.

Mereka sudah lama berpisah. Sejak lulus SMA. Mawar melanjutkan pendidikan di UGM dan menikah begitu lulus kuliah, sementara Winta langsung bekerja sebagai tenaga admin di sebuah perusahaan.

Dia bahkan akhirnya dinikahi kerabat pemilik perusahaan tersebut.

Sejak pertemuan itu Mawar rajin berkomunikasi dengan teman lamanya tersebut.

Winta tidak jarang diundang ke rumah untuk makan malam.

“Winta seorang janda. Dia diceraikan suaminya karena dituding mandul. Suami-istri ini memang belum diberi momongan,” kata pengacara yang dipercaya menangani kasus perceraian Mawar, sebut saja Win.

Kami bertemu di kantornya, sekitar Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya.

Kehidupan Winta sempat tidak terkendali. Dia terpaksa harus berpindah-pindah kos dan kontrakan.

Winta belum menemukan pekerjaan sejak dicerai suaminya, yang kabarnya sudah menikah lagi dan memiliki anak.

Kehidupan Winta disokong adik lelakinya. Padahal, adik Winta sendiri juga tidak memiliki bekerjaan yang begitu mapan.

“Mawar bahkan sampai membantu Winta membayar uang kontrakan yang telat beberapa bulan,” tambah Win.

Kondisi Winta yang demikian lantas diceritakan Mawar kepada suaminya, sebut saja Damar.

Dia berharap Damar mengizinkan Winta ditampung sementara di rumahnya di kawasan Sawahan, bahkan diterima sebagai tenaga admin di perusahaan yang dikelola keluarga.

Gayung bersambut. Damar setuju. Maka, Winta yang memiliki tubuh berisi, padat, dan mantap itu pun tinggal di rumah Mawar.

Perlakuan kepada Winta pun bisa dibilang cukup istimewa. Kamarnya ber-AC dan dilengkapi bathup, sama seperti kamar Damar-Mawar. Kamar itu biasanya diperpuntukkan para tamu.

Saban hari Winta juga selalu diajak makan bersama keluarga. Kumpul bareng Damar, Mawar, kedua anak mereka, serta bapak-ibu Damar.

“Hingga enam bulan berlalu, Mawar sama sekali tidak punya pikiran macam-macam terhadap Winta,” kata Win.

Sebenarnya Mawar sudah dapat peringatan-peringatan halus dari kedua mertua. Tapi, hal itu dinilai sebagai sikap kewaspadaan yang berlebihan oleh orang tua.

Wajar, pikir Mawar. Sampai suatu malam dia melihat sesuatu yang tidak wajar terjadi di sekitar meja makan.

Winta membantu membawa makanan penutup dari dapur ke meja makan. Mawar sepintas melihat Winta sengaja menyenggolkan payudaranya ke pundak Damar.

Sampai-sampai lelaki tersebut menoleh dan tersenyum. (jos, bersambung)

 

Kategori :