MEMORANDUM - Guan Yu, Dewa Perang Tiongkok, merupakan salah satu tokoh paling ikonik dalam sejarah dan budaya Tiongkok.
Dikenal sebagai pahlawan dalam novel epik "Romance of the Three Kingdoms," Guan Yu telah menjadi simbol keberanian, keadilan, dan kesetiaan selama berabad-abad.
Dalam artikel ini, akan mengungkap lima fakta menarik tentang Guan Yu dan bagaimana dia memimpin ribuan pasukan ke dalam sejarah Tiongkok.
1. Keberanian yang Legendaris
Guan Yu adalah sosok yang sangat dihormati dalam sejarah Tiongkok karena keberaniannya yang legendaris. Ia adalah jenderal militer dari Zaman Tiga Negara, sebuah periode sejarah yang berlangsung pada abad ke-3 Masehi.
Salah satu momen paling ikonik dalam kehidupan Guan Yu adalah ketika dia berdiri sendirian di Jembatan Xiapi. Di tengah hujan deras, Guan Yu menghadapi pasukan musuh yang jauh lebih besar.
Meskipun dalam situasi yang sangat sulit, Guan Yu tidak pernah menunjukkan ketakutan dan berhasil melintasi jembatan tersebut dengan selamat, menjadikannya legenda dalam keberanian.
2. Setia kepada Liu Bei
Salah satu ciri khas Guan Yu adalah kesetiaannya kepada Liu Bei, seorang panglima perang dan pendiri Kerajaan Shu Han. Guan Yu dan Liu Bei telah bersahabat sejak masa muda, dan ikatan persaudaraan mereka menjadi dasar untuk hubungan yang sangat erat di antara mereka.
Guan Yu tetap setia kepada Liu Bei bahkan ketika mereka berhadapan dengan berbagai cobaan dan rintangan dalam perjalanan mereka untuk menyatukan Tiongkok. Kesetiaan Guan Yu kepada Liu Bei telah mengilhami banyak orang sepanjang sejarah Tiongkok.
3. Tiga Kekuatan Besar: Guan Yu, Zhang Fei, dan Liu Bei
Dalam "Romance of the Three Kingdoms," Guan Yu dikenal sebagai salah satu dari tiga kekuatan besar bersama dengan Zhang Fei dan Liu Bei.
Mereka dikenal sebagai "Tiga Saudara Kekuatan Besar." Bersama-sama, ketiganya bekerja untuk mempersatukan Tiongkok yang terpecah-pecah.
Guan Yu dihormati karena kemampuannya sebagai jenderal yang cakap dan kesetiaannya kepada Liu Bei. Bersama-sama, mereka membentuk aliansi yang kuat untuk melawan musuh-musuh mereka.
4. Dewa Perang dan Penghormatan
Setelah kematiannya, Guan Yu dianggap sebagai dewa perang dan dihormati dalam agama populer Tiongkok.
Banyak kuil dan altar didedikasikan untuk menghormatinya, dan orang-orang sering datang untuk meminta perlindungan dan keberuntungan dalam peperangan.
Guan Yu sering digambarkan dengan wajah merah, jenggot panjang, dan seragam berwarna hijau, yang merupakan tanda pengenalnya.
5. Kesetiaan dalam Kematian
Salah satu kisah paling terkenal tentang Guan Yu adalah ketika dia meninggal dalam perang. Sebelum kematiannya, Guan Yu memberikan instruksi kepada putra Liu Bei, Liu Chan, agar menjaganya dengan baik setelah kematiannya.
Dia bahkan memintanya untuk menjaganya seolah-olah Guan Yu masih hidup. Kesetiaan ini membuktikan betapa dalamnya ikatan antara Guan Yu dan keluarga Liu Bei, yang telah terjalin selama bertahun-tahun.
Guan Yu menjadi salah satu figur paling ikonik dalam sejarah dan budaya Tiongkok. Kehidupan dan perjuangannya telah menginspirasi banyak orang sepanjang sejarah, dan penghargaan terhadapnya masih terus berlanjut hingga hari ini. Kesetiaan, keberanian, dan kepemimpinan.
Bagaimana pendapatmu? (*)