Tradisi dimulai dengan persembahan Gandrung oleh Semi, setelah itu gadis-gadis lain mengikuti jejak Semi.
Di sinilah nama depan Gandrung mulai dikenal. Kesenian ini berkembang hingga terdengar di seantero Banyuwangi dan menjadi ciri khas kota tersebut.
Di awal tahun 1970-an, banyak bermunculan gadis-gadis muda yang tidak gila dan mulai mempelajari tarian ini dan mencari nafkah.
BACA JUGA:Pabrik Jamu Ilegal Di Banyuwangi Digrebek Bareskrim Polri
Makna Tari Gandrung
Tari Gandrung merupakan tarian khas banyuwangi yang mempunyai makna tersendiri bila dibawakan. Tarian ini lebih dari sekedar tarian untuk merayakan hasil panen.
Namun juga untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada masyarakat atas apa yang telah diterimanya.
Kata Gandrung juga berarti gila atau mempesona. Makna itu ditujukan hanya kepada Dewi Sri, dewi padi yang memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Oleh karena itu, tarian ini dibawakan setelah panen raya sebagai tanda rasa syukur dan kegembiraan kepada Dewi Sri. Namun kini tarian ini semakin berkembang dan akhirnya menjadi salah satu bentuk seni hiburan masyarakat setempat.
Saat ini, tarian ini dapat ditampilkan pada acara pernikahan, khitanan atau acara lainnya. Namun ada beberapa ciri yang harus dipenuhi untuk pertunjukan tari ini.
Saat ini, tarian ini dapat ditampilkan pada acara pernikahan, khitanan atau acara lainnya. Namun ada beberapa ciri yang harus dipenuhi untuk pertunjukan tari ini.
Busana Tari Gandrung
Pakaian penari Gandrung terdiri dari penutup badan, bawahan, dan penutup kepala. Tubuh penari Gandrung ditutupi dengan kain beludru, benang emas dan selendang.
Kain batikjarik biasanya digunakan pada bagian bawah jas, dengan motif yang paling umum adalah motif Gajah Oling. Omproko, mahkota yang terbuat dari kulit kerbau dengan hiasan warna-warni, digunakan sebagai hiasan kepala.
Selain itu penari Gandrung biasanya membawa 1-2 buah kipas. Sementara itu, situs Yuk Banyuwangi menulis, jauh sebelum tahun 1930, penari Gandrung tidak pernah mengenakan kaus kaki.
Setelah bertahun-tahun, para penari selalu mengenakan kaus kaki berwarna putih di setiap pertunjukan.