Disebarkan ke Surabaya
Karena makanan yang disajikannya memuaskan raja, Abdul Rojak dianugerahi kapal dan tanah bahkan diangkat menjadi juru masak istana.
Akhirnya, dia menolak beberapa hadiah dan hanya mengambil kapalnya saja.
Dia berkelana dan datang ke Tanjung Perak di Surabaya untuk urusan bisnis. Dia kemudian membagikan resepnya.
BACA JUGA:Festival Rujak Uleg Masuk 110 Karisma Event Nusantara Kemenparekraf RI
Cingur onta diganti cingur sapi
Saking sulitnya mendapatkan ampela unta, ia menggantinya dengan ampela sapi dan beberapa bumbu yang mudah didapat, dan ternyata ampela unta disukai banyak orang karena rasanya yang enak.
Kata rujak sendiri berasal dari nama “Rozak” dan cingur merupakan salah satu bahan makanannya.
Menurut Wikipedia, kata “cingur” sendiri berarti “mulut”, mengacu pada mulut atau moncong sapi yang direbus dan dibersihkan. Bahan utamanya adalah rujak cingur.
BACA JUGA:8 Makanan Khas Surabaya yang Wajib Dicoba
Jadi kisah inilah yang seharusnya menjadi kisah rujak cingur. Waah unik sekali bukan? (*)