Widodo menjelaskan bahwa di RW 8 Asemrowo sekitar 50 KK yang sudah terealisasi jamban komunal. "Kenapa di RW 7 dan RW 8 masih ada warga BABS. Karena rumah warga berada di bantaran sungai dan rata rata BABSnya di sungai. Namun kini perosalan tersebut sudah dapat teratasi," ujarnya.
Widodo mengaku, kendati demikian, upaya merubah pola hidup sehat itu sempat mengalami kendala dalam pelaksanaanya. Ada beberapa warga menolak. Namun setelah dilakukan pendekatan dan edukasi kepada masyarakat akhirnya mereka bersedia.
"Ya memang kalau di wilayah Asemrowo semua masih proses. Program jamban sehat masih berjalan yang dikerjakan oleh kelompok masyarakat (Pokmas) . Meski demikian banyak warga yang BABS menolak. Tetapi dengan kita melakukan pendelatan melalui sosialisasi dan eduksi akhirnya bersedia," pungkasnya.(alf)