SURABAYA, MEMORANDUM - Anggota Komisi E DPRD Jatim, Kodrat Sunyoto menyampaikan data BPBD Trenggalek menyebutkan adanya potensi bencana tsunami di wilayah tersebut. Sehingga politisi Partai Golkar ini, menyampaikan perlunya kesiapsiagaan bencana.
Selain itu, wilahah Trenggalek juga berpotensi banjir dan kekeringan.
“Kekeringan berdampak pada 11 kecamatan di Trenggalek. Demikian juga dengan bencana banjir,” sebut Kodrat.
Kodrat juga menyebutkan kesiap siagaan ternadap ancaman bencana longsor.
BACA JUGA:Waspada Bencana Hidrometorologi di Jatim Awal Tahun
“Kami menekankan program mitigasi bencana, harus tau pemetaan potensi bencana yang pas. Sehingga penanganan antisipasinya tepat sasaran,” sebut kodrat.
Banyaknya anggaran yang an call harusnya bisa menjadi kebutuhan yang tepat sasaran.
“Menekannkan program mitigasi bencana agar kejadian serupa tidak terulang,” sebut Kodrat.
Ia mengkritisi sering terlambatnya bantuan untuk korban bencana. Kondisi ini, karena lemahnya koordinasi dalam penanganan bencana.
BACA JUGA:DPRD Jatim Minta Bentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana di Sekolah
“Menyampaikan tanggap darurat bencan, masak bantuan untuk korban bencana sering terlambat dan tidak sigap. Saya minta BPBD melakukan kesiap siagaan,” tegas Kodrat.
Bahkan minimnya honor yang didapat relawan juga menjadi sorotan wakil rakyat Jatim. Kodrat menemukan adanya personil relawan bencana yang gajinya tidak lebih dari Rp 100 ribu.
"Padahal relawan tanggap bencana memiliki kontribusi besar terhadap penananganan bencana,” sebut dia.
Rendahnya perhatian pemda terhadap relawan yang terlibat bantuan penanganan bencana harus ada pernaikan. Anggaran yang disiapkan terlihat kecil. Nominal Rp 250/bulan,” kata Kodrat.
Selain itu, Kodrat Sunyoto mendorong Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada semua satuan pendidikan SMA dan SMK serta SLB di Jawa Timur.