IPM Jawa Timur Terendah Se-Jawa

Jumat 03-01-2020,09:26 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Surabaya, Memorandum.co.id - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur berada di urutan ke-15 di Indonesia. Dibandingkan beberapa provinsi di Jawa, IPM Jawa Timur menjadi yang terendah. Karena itu Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim melakukan peningkatan kompetensi siswa SMK dan SMA Double Track (DT)  di Jatim. “Dari tiga indikator IPM yakni kesehatan, pengeluaran, dan pendidikan. Justru parameter pendidikan yang paling rendah yang kita kejar. Ini agar lulusan sekolah menengah atas bisa langsung terserap industri dan tidak menambah jumlah pengangguran di Jawa Timur,” kata Kepala Disdik Jatim Wahid Wahyudi  usai pisah sambut dengan Kacab Dinas Pendidikan se-Jawa Timur di kantor Dindik Jatim, Kamis (2/1). Wahid mengatakan, sebelumnya kurikulum pendidikan SMK dan SMA yang diajarkan di sekolah masih belum sejalan dengan dunia usaha. “Ini menjadi pokok persoalan penting yang harus dipecahkan bersama. Sehingga tak mengherankan kalau dari tahun ke tahun lulusan SMK dan SMA itu banyak yang menjadi pengangguran,” jelas dia. [penci_related_posts dis_pview="no" dis_pdate="no" title="baca juga" background="" border="" thumbright="no" number="4" style="list" align="left" withids="" displayby="tag" orderby="rand"] Karena itu, Wahid yang baru menjabat Kadisdik Jatim per hari ini akan membangun dan memperkuat kompetensi-kompetensi SMK dan SMA yang disesuaikan dengan industri yang ada di daerah setempat. Wahid menyontohkan di Kabupaten Lamongan. Daerah itu dikenal sebagai kawasan laut yang banyak potensi perikanan dan maritim. Karenanya di daerah itu harus dibangun SMK Maritim dan juga SMA yang berkaitan dengan kemaritiman. “Ada tiga perusahaan galangan kapal, ini potensi besar jika dibangun SMK yang bisa ngelas kapal di bawah laut tentu luar biasa. Pasti perusahaan tersebut membutuhkan tenaga kerja di sana,” ungkap dia. Selain itu, Kabupaten Tuban yang dalam waktu dekat akan dibangun kilang minyak terbesar di Indonesia. Menurutnya, jelas di daerah itu akan membutuhkan tenaga-tenaga terampil di bidang perminyakan dan kilang. “Jika di setiap daerah tenaga kerjanya memiliki kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Jadi tidak perlu mencari di luar daerah. Ke depan kita bangun sekolah di berbagai daerah yang disesuaikan dengan potensi dan industri tersebut,” tandas dia. Wahid mengaku, dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan dunia industri di satu daerah tentang kompetensi yang dibutuhkan. “Kita harus menyesuaikan pendidikan itu dengan kebutuhan industri, itu penting dan wajib hukumnya,” pungkas dia. (why/rif/gus)

Tags :
Kategori :

Terkait