Surabaya, Memorandum - Seketaris Komisi B DPRD Kota Surabaya, Mahfudz mengaku PD Pasar Surya masih memiliki sederet pekerjaan rumah (PR) untuk menghidupkan kembali ruh pasar tradisional di Kota Surabaya.
Salah satu PR yakni problem yang masih belum teratasi di Pasar Keputran Utara. Dalam hal ini pedagang masih enggan menempati stand yang ada di lantai dua distributor sayur terbesar se Surabaya tersebut.
"Dari 212 stan, masih banyak yang kosong ini disebabkan masih belum adanya sistem atau pengelolaan yang baik di Pasar Keputran Utara," kata Mahfudz diwawancarai Memorandum, Minggu (1/10/2023).
Harusnya, kata Mahfudz, pengelola Pasar Keputran harus mulai menerapkan sistem penempatan khusus pedagang yang berjualan cabe di blok A, tomat blok B, kentang blok C dan seterusnya.
"Sehingga tidak ada lagi perebutan stand di depan atau kecemburuan sosial antar pedagang. Semua ditata dengan lokasi yang telah ditentukan. Dalam satu sisi juga memudahkan konsumen untuk belanja," ungkapnya.
Pihaknya juga meminta petugas Satpol PP sebagai penegak perda dan steak holder terkait menertibkan pedagang yang berjualan di sebuah toko toko yang ada di sisi selatan pasar.
"Harus ditindak tegas, masak yang jualan di pinggir jalan ditertibkan. Sementara yang berjualan sayur di toko toko pinggir jalan itu tidak ditertibkan. Harus dicek apakah mereka punya izin untuk usaha tersebut. Ini juga menjadi salah satu penyebab kecemburuan sosial. Saya yakin mereka tidak punya izin," ujarnya.
Dengan begitu semua pedagang yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan atau ilegal digiring untuk masuk ke Pasar Keputran Utara.
"Jadi pedagang harus masuk semua, kemudian perubahan sistem atau penataan blok sehingga mempermudah konsumen dan pedagang tidak ribet. Kemudian pedagang tidak berebut stand. Selama tiga komponen ini diterapkan saya yakin ruh Pasar Keputran hidup lagi," pungkasnya.
Sementara pantauan Memorandum, setiap malam hingga dini hari petugas gabungan mulai dari Satpol PP, Linmas, TNI, disagakan di sejumlah titik jalan untuk mencegah pedagang sayur berjualan di jalan.
Namun kenyataannya masih banyak pedagang yang berjualan di pinggir jalan mencari kesempatan ketika petugas lengah.
"Iya kondisinya itu masih kucing kucingan dengan petugas. Mereka berjualan di atas kendaraan atau mobil pikap. Kalau ada petugas datang meteka pergi," kata Amin warga Pangegiling.(alf)