Surabaya, Memorandum - Operasi Zebra Semeru 2023 yang digelar sejak 4 hingga 17 September lalu, resmi ditutup. Kegiatan tersebut mendapatkan hasil cukup signifikan, karena cukup sukses menurunkan angka kecelakaan lalu lintas.
"Alhamdulillah kita berhasil menurunkan angka kecelakaan dijalan. Dilihat dari 14 hari sebelum digelarnya operasi dan 14 hari pada saat gelaran operasi pada 4 sampai dengan 17 September kemarin," kata Dirlantas Polda Jatim, Kombespol M Taslim Chairuddin.
Taslim merinci, dari data yang dimilikinya, jumlah kejadian kecelakaan di jalan turun hingga 9 persen.Untuk kecelakaan yang menyebabkan korban meninggal dunia juga turun 28 persen, dibandingkan 14 hari sebelum operasi digelar.
Jika selama 14 hari sebelum operasi itu digelar, lanjut dia, tercatat sebanyak 95 korban meninggal dunia. Namun pada saat operasi digelar turun menjadi 68 korban. "Untuk korban luka ringan juga menurun yang semula 14 hari sebelum digelarnya operasi zebra ada 1.468," imbuh Taslim.
"Alhamdulillah setelah digelarnya Operasi Zebra Semeru 2023 ini turun jadi 1.335 dan selisihnya 133 korban, turun 9 persen," ia menambahkan.
Sementara itu, jika dilihat dari grafik saat digelarnya operasi Zebra itu jumlah angka pelanggaran juga menurun drastis. "Untuk pelanggaran juga menurun 80 persen, dilihat dari 14 hari sebelum dan 14 hari sesudah digelarnya Operasi," tegas dia.
Taslim menyebut, sebanyak 1.786.046 pelanggar sebelum Operasi Zebra dan sebanyak 353.596 pelanggar selama Operasi Zebra. "Jadi angka pelanggaran turun sebanyak 1.432.450 pelanggar lalulintas," pungkas dia.
Taslim berharap, dengan digelar operasi Zebra Semeru 2023 ini, masyarakat dapat meningkatkan kesadaran saat berkendara di jalan, agar terhindar dari kejadian yang tidak di inginkan. Seperti kecelakaan lalulintas atau pelanggaran di jalan.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan dari hasil operasi zebra semeru, ada 102 kendaraan yang disita. Ratusan kendaraan itu diamankan karena surat tanda nomor kendaraan (STNK) yang mati 5 tahun.
"Ini sebabnya mengapa saya ikutsertakan dari teman-teman Bapenda dan Jasa Raharja. Mungkin nanti ada langkah-langkah lain yang bisa dilakukan beliau, untuk membangun suatu kesadaran," tandas Taslim.
"Karena kalau STNK mati seperti ini, SWDKLLJ nya tidak dibayarkan. Kalau SWDKLLJ nya tidak dibayarkan tentu nanti kalau ada kecelakaan, kalau ada korban pihak ketiga tidak bisa diberikan santunan," imbuh Taslim.
Taslim meyebut, jika penindakan yang ia lakukan bersama anggota tak lain untuk membangun kesadaran hukum. Supaya, ada keteraturan dan ketertiban dan untuk mengontrol agar tak terjadi kejahatan.
"Kami tegaskan lagi, ini merupakan upaya kami memberi satu pemahaman, bahwa penegakkan hukum yang kita lakukan di lapangan sebenarnya tidak dalam rangka mempersulit membuat derita masyarakat luas. Tapi membangun kesadaran hukum dan mengontrol agar supaya tidak terjadi kejahatan," pungkas Taslim.(fdn/ziz)
Operasi Zebra Semeru 2023 Sukses Turunkan Angka Kecelakaan
Selasa 19-09-2023,14:25 WIB
Editor : Aziz
Kategori :