Ngawi, Memorandum - Progres proyek pembangunan Taman Pemuda Soekarno Ngawi Tahap I senilai Rp 4,7 miliar berjalan lamban dipertanyakan. Ketua Komisi IV DPRD Ngawi Haryanto menilai alasan pekerjaan molor 4,8 persen tidak masuk akal.
Seperti disampaikan Kabid Tata Bangunan dan Bina Kontruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Ngawi Yesi Widyarti, bahwa penyebab keterlambatan pekerjaan karena pengiriman material urukan tidak tepat waktu.
"Kalau alasan penyebab keterlambatan dikarenakan lambat pengiriman material tanah urug itu tidak logis," kata Haryanto, Rabu (13/9/2023).
Menurut Haryanto, proyek ini sebenarnya sudah direncanakan jauh hari. Semestinya, pihak pelaksana sudah memikirkan terkait dengan kebutuhan tanah urug. "Sehingga tidak alasan adanya keterlambatan," ujarnya.
Sisi lain, lanjut Haryanto, keterlambatan pekerjaan tidak akan terjadi jika peran pengawas maksimal. "Pengawas harusnya mengingatkan pelaksana dan jangan membiarkan saja," ujarnya.
Mengurai masalah ini, pihaknya segera memanggil Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR). "Yang jelas dalam waktu dekat kita akan segera melakukan koordinasi dengan dinas terkait," pungkasnya.
Proyek pembangunan Taman Pemuda Soekarno menelan anggaran senilai Rp 4,7 miliar bersumber dari Dana Bagi Hasil Migas (DBH Migas) 2023. Dikerjakan oleh CV Arudam Jaya dengan waktu pelaksanaan 120 hari kelender.
Sebelumnya, Kabid Tata Bangunan dan Bina Kontruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Ngawi Yesi Widyarti, menyebut progres pekerjaan mencapai 6,85 persen dari target sekitar 11,7 persen. "Artinya mengalami keterlambatan hingga 4,8 persen," kata Yesi Widyarti, Selasa (12/9/2023). (ars/ika/lis/fer)