Menurut Eko, jalan yang dimaksud grab itu mengarah ke sungai Brantas.
"Karena saya mengerti maksudnya alamatnya di tengah sungai, dan tidak ada akses jalan menuju ke lokasi itu. Karena nama orang yang pesan makanan juga tidak jelas, maka grab nya saya hentikan. Kemudian tiga nasi bungkus pesanan itu saya bayar. Selanjutnya nasinya saya taruh di gubuk pinggir sungai Brantas sesuai alamat," jelasnya.
Pagi harinya setelah subuh, Eko datang lagi ke gubuk pinggir kali karena penasaran.
"Kita lihat kotaknya tetap utuh dan masih di dalam tas kresek. Tetapi nasinya sudah habis, dan isinya adalah cairan," kata Eko.
Kejadian itu kemudian disebarkan ke masyarakat Ngantru. Hingga kemudian cerita dari para sesepuh desa menyebutkan, di lokasi temuan ompak dulunya merupakan tempat danyangan Desa Ngantru.
"Karena sering diterjang banjir, sehingga tenggelam. Dan saat ini, ketika airnya dangkal di tengah sungai ditemukan ompak oleh warga di lokasi Pathok Emba," terangnya.
Untuk selanjutnya, Eko mengaku tidak tahu akan diapakan temuan ini.
"Kita serahkan semua kepada para sesepuh dan pemangku desa saja," pungkasnya. (kin/mad/yok/ono)