Jakarta, memorandum.co.id - Polri mengungkapkan bahwa dalam proses rekrutmen Calon Taruna dan Taruni Akademi Kepolisian (catar Akpol) tahun 2023, bobot nilai psikologi menjadi faktor utama dengan persentase mencapai 50 persen. Asisten Kapolri bidang SDM (Sumber Daya Manusia) Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa keputusan untuk memberikan bobot tinggi pada aspek psikologi didasarkan pada pentingnya mental yang kuat bagi taruna Akpol. “Bobot psikologi selalu kita evaluasi. Tahun lalu itu bobot psikologi 40 persen, tahun ini setelah kita evaluasi, kita naikkan jadi 50 persen. Lalu 30 persen nilai akademis, dan 20 persen nilai jasmani,” kata Dedi, dikutip Senin (24/7/23). Menurut Dedi, kualitas psikologi kandidat catar Akpol memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan yang humanis dan penuh perhatian terhadap masyarakat. Porsi bobot nilai psikologi yang tinggi diharapkan dapat melahirkan anggota Polri yang mampu mengontrol diri dengan baik dalam menjalankan tugas sehari-hari. “Psikologi menjadi utama karena dalam pelaksanaan tugas, anggota Polri diberi kewenangan diskresi kepolisian. Jadi kami berupaya melahirkan SDM-SDM Polri yang dapat mengontrol diri sehingga terhindar dari pelanggaran, penyimpangan, arogansi." jelas Dedi. "Juga untuk menekan tingkat stres anggota Polri yang berujung pada tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain,”imbuhnya Polri berharap dengan perubahan mekanisme pembobotan ini, akan tercipta anggota Polri yang lebih berintegritas, berkeadilan, dan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. Rekrutmen Akpol 2023 diharapkan akan melahirkan calon-calon pemimpin masa depan yang mampu menghadapi berbagai tantangan kompleks di bidang keamanan dan penegakan hukum. (*/rdh)
Rekrutmen Akademi Kepolisian, Aspek Psikologi Jadi Fokus Utama
Selasa 25-07-2023,11:34 WIB
Editor : M Ridho
Kategori :