Anto pernah berusaha membawa kabur Dini. Mereka berencana tinggal di rumah nenek Anto di lereng Argopuro. Entah dapat info dari mana, Hari menggagalkan rencana tersebut saat Anto dan Dini sudah naik bus di Bungurasih. Tidak hanya merebut Dini dari pelukan Anto, orang-orang yang bersama Hari juga menghajar dan mengancam Anto agar tidak mengulangi perbuatan serupa bawa kabur Dini. “Kalau nekat, aku tidak hanya dihajar, tapi akan dibunuh,” kata Anto, yang lantas melirik ayahnya. Bahim tersenyum kecut dan njundu kepala Anto. Kata Bahim, bulan lalu anak Anto dan Dini lahir. Anto dan ayahnya dipanggil ke rumah. Bapak-anak ini bergegas ke rumah Hari. Mereka berharap bertemu Dini dan anaknya. Tapi apa yang terjadi? Bahim dan Anto hanya ditemui Hari. Tidak ada Dini. Apalagi anaknya. “Kami disodori beberapa lembar kertas. Disuruh bawa dan baca di rumah, setelah itu ditandatangi untuk mengambil Lani minggu depannya. Saat itu katanya Dini dan Lani masih di rumah sakit,” kata Bahim. Dengan kecewa Bahim dan Anto pulang. Seminggu kemudian mereka balik lagi untuk mengambil Lani. Saat itulah, sambil menyerahkan Lani yang terbungkus kain selimut putih. “Karena itulah kami sekarang berada di sini. Untuk menyelesaikan urusan admin, Semua sudah beres,” kata Bahim. Suaranya parau. Anto melirik ayahnya, kemudian merangkul pundak lelaki paruh baya itu. “Bagaimana kondisi Lani?” tanya Memorandum. “Alhamdulillah baik-baik saja. Sehat dan montok,” kata Anto. “Juga cantik kayak mamanya,” imbuh pemuda tersebut. Beberapa hari kemudian Anto menghubungi Memorandum. Bercerita bahwa Dini dan keluarganya sudah menghilang, Sudah pindah dari rumah lamanya ke rumah baru entah di mana. Menurut Anto, setiap hari Lani diasuh ibunya sambil jualan sayur mayur di depan rumah. “Saya sendiri sudah lulus SMA dan berencana kuliah di kampus negeri. Kebetulan ayah Dini kasih kami uang lebih, jadi bisa untuk biaya kuliah entah sampai semester berapa,” kata Anto. “Sudah tidak pernah bertemu Dini?” tanya Memorandum. “Tidak, Om. Di mana dia sekarang kami juga tidak tahu,” kata Antok lirih, Anto pernah mencoba melacak keberadaan Dini lewat akun FB-nya, tapi gagal. FB Dini sudah tidak pernah dibuka oleh pemiiknya. Uaya pencarian juga pernah dilakukan via Instagram, TikTok, dan beberapa aplikasi lain, tapi semuanya tidak menghasilkan. Suatu hari Anto pernah dipanggil datang ke rumah salah satu guru. “Katanya penting,” kata Anto. Namun ketika datang disana, terlambat 30 menit karena ada kecelakaan, guru yang bersangkutan berkata, “Tadi kamu sempat ditunggu Dini. Dia terburu-buru, takut ketinggalan pesawat.” (jos, habis)
Perkawinan Dini yang hanya Seumur Jagung (3-habis)
Senin 24-07-2023,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Selasa 19-11-2024,15:18 WIB
Dilaporkan Hilang, Remaja 23 Tahun Tewas Bunuh Diri di Lahan Kosong HR Muhammad
Selasa 19-11-2024,19:09 WIB
Inilah Susunan Resmi Indonesia vs Arab Saudi, STY Rotasi 3 Pemain
Selasa 19-11-2024,12:49 WIB
Masih Tunggu Hasil Autopsi, Saksi Dugaan Pembunuhan di Ngaglik II Bertambah
Selasa 19-11-2024,11:40 WIB
Usai Pesta Miras, Pria Sepanjang Terjun ke Sungai Dekat Tambangan Pagesangan-Kebraon
Selasa 19-11-2024,06:00 WIB
Pilkada Kota Malang 2024, Gus Dien Dukung Abah Anton
Terkini
Selasa 19-11-2024,22:37 WIB
Gelar Multaqo Ulama se-Jatim, Ini Keyakinan Gus Miftah pada Khofifah
Selasa 19-11-2024,22:30 WIB
PC PMII Lamongan Gelar Diskusi Publik untuk Jaga Kepercayaan Publik pada Pilkada Serentak
Selasa 19-11-2024,22:22 WIB
Gus Iqdam Dukung Abah Anton dan Dimyati Ayatulloh
Selasa 19-11-2024,22:14 WIB
Sambut Pilkada, Satsamapta Polrestabes Surabaya Aktifkan Pos Shelter dan Optimalkan Personel
Selasa 19-11-2024,22:08 WIB