Kerja Keras Meneer Ten Hag Belum Berakhir

Selasa 30-05-2023,11:44 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Catatan: Eko Yudiono, wartawan Memorandum

Manchester United finish di urutan ke-3 di Liga Premier Inggris musim 2022-2023. Capaian prestasi yang tidak mudah mengingat nama besar yang disandang tim Setan Merah julukan Mancahester United di era kepaltihan Sir Alex Ferguson. Nah, di musim ini, MU diarsiteki oleh pelatih asal Belanda Erik ten Hag. Bukan perkara mudah untuk melatih tim yang sudah menjadi juara Liga Premier Inggris 20 kali itu. Bahkan, Ten Hag harus merasakan pil pahit setelah di pekan pertama, MU dipermalukan tim tamu Brighton dengan skor 1-2. Ketika itu, Ten Hag menyebut, para pemain belum mengeluarkan penampilan terbaiknya. Bahkan, di pekan ke-26, Marcus Rashford dan kolega dipermalukan Liverpool dengan skor telak 7-0 ketika bermain di Stadion Anfield, Minggu (5/3/2023). Kekalahan yang bakal dikenang sepanjang tahun. Namun, di akhir musim, Ten Hag membuktikan bahwa, MU bukan tim ‘Ayam Sayur’. MU tetaplah MU, dan gagah finish di urutan ke-3 Liga Premier Inggris. Sedangkan Liverpool yang pernah membantai MU 7-0 hanya finish di urutan ke-5 klasemen akhir. The Reds Liverpool pun harus puas bermain di ‘Liga Malam Jumat’ istilah viral menyebut Liga Europa. Lalu apa sebenarnya kiat Ten Hag yang menyulap MU menjadi tim yang cukup disegani musim ini? Tak lain karena kejelian Ten Hag di dalam meracik serta memainkan pemain-pemain tepat sesuai dengan posisi terbaiknya. Rashford salah satunya, pemain asli Inggris ini menjadi pemain menakutkan di lini depan. Meski tidak segarang penampilan awal Erling Haaland di musim pertamanya bersama Manchester City, tapi Rashford membuktikan sebagai pemain berkualitas. Buktinya, dua gelar bergengsi direbut oleh Rashford. Masing-masing Players’ Player of the Season dan Sir Matt Busby Player of the Year atau pemain terbaik secara objektif. Torehan 30 gol dan 11 assist dalam 55 laga menjadi bukti ketajaman pemain 25 tahun ini. Jangan lupakan juga performa lini tengah MU. Kehadiran Casemiro ‘Si Tukang Jagal’ membuat lini vital MU seperti benteng kokoh. Eks pemain Real Madrid ini juga mempunyai kontribusi gol yang cukup apik. Empat gol diciptakan pemain 31 tahun ini. Meski awalnya diragukan, namun Ten Hag akhirnya kepincut dengan permainan lugas Casemiro. Total 28 kali pemain Brasil ini mengawal lini tengah MU. Pemain yang tak kalah vital adalah Luke Shaw di sisi kiri pertahanan MU. Meski sempat cedera parah, namun pemain 27 tahun ini menunjukan bahwa dia bisa kembali ke performa terbaiknya. Terakhir adalah di bawah mistar David de Gea. Meski tergolong senior, kiper 32 tahun ini selalu menjadi pilihan utama. Meski musim ini gawang MU kemasukan 33 gol namun performa pemain asal Spanyol ini tidak diragukan lagi. Beberapa penyelamatan krusial dilakukan kiper dengan tinggi 192 cm itu. Bahkan, di pekan terakhir ketika MU tertinggal 0-1 dari Fulham, dia juga mementahkan penalti. Melihat penampilan apik musim ini, fans berat MU bisa berbangga. Namun, perjuangan Ten Hag belum selesai. Masih ada pertandingan-pertandingan krusial ke depannya. Terdekat adalah penampilan mereka di Liga Champions. Apakah MU bakal sekuat di periode 1990-an hingga awal 2000. Kita akan menjadi saksi. Tapi yang jelas, pondasi sudah ditanamkan Ten Hag bahwa keberhasilan tidak akan menjadi nyata tanpa kerja keras semua komponen. Well selamat bekerja kembali meneer. (*)
Tags :
Kategori :

Terkait