Bojonegoro, memorandum.co.id - Rahmad Joni Saputra (25), warga asli Desa Duyungan, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro ini mempunyai kesan mendalam pada program Jaminan Kesehatan Nasioal (JKN) saat sang nenek yang sedang sakit memanfaatkan JKN miliknya. Ia menceritakan jika awalnya sang nenek muntah darah dan mengalami lemas sehingga harus langsung mendapatkan penanganan di salah satu rumah sakit di Kecamatan Sumberejo. Joni, sapaan akrabnya sempat khawatir jika biaya pengobatan yang dikeluarkan akan begitu besar, mengingat dokter menyarankan untuk dilakukan rawat inap. Beruntung nenek nya terdaftar sebagai peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran – Daerah (PBI-D) yang iuran tiap bulannya dibiayai oleh pemerintah daerah sehingga ia pun dapat tenang menunggu sang nenek di rumah sakit agar lekas sembuh. “Saat ini biaya pengobatan tanpa menggunakan layanan JKN, wah pasti sangat mahal. Alhamdulillah nenek saya kok ya terdaftar sebagai PBI-D jadi itu bisa meringankan walaupun terdaftar di kelas 3 dan ternyata tidak ada tambahan biaya sama sekali. Dokter dan perawat yang menangani juga luar biasa ramahnya, tidak ada kesan diskriminasi dengan pasien lainnya. Nenek saya pastinya sangat beruntung karena BPJS Kesehatan mampu membuktikan bawah layanan JKN bukan hanya isapan jempol belaka,” tutur Joni. Joni mengisahkan awal ia mengantar sang nenek memasuki ruangan Unit Gawat Darurat (UGD), dirinya sempat panik saat petugas rumah sakit menanyakan kartu JKN namun ternyata tertinggal di rumah. Joni pun diminta untuk menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan beruntung ia dapat menunjukkan pada petugas. “Saya melihatnya kok luar biasa sekali ya BPJS Kesehatan ini, hanya dengan menunjukkan KTP saja, layanan kesehatan dengan menggunakan JKN tetap dapat ditangani dengan baik dan sesuai prosedur dan tidak ada penundaan waktu yang lama dalam menangani pasien,” cetus Joni. Menjalani aktifitasnya sebagai karyawan pada salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Bojonegoro semakin membuat Joni yakin dan sadar pentingnya menjadi peserta JKN. Joni mengetahui bahwa di Kabupaten Bojonegoro ini hampir seluruh penduduknya telah terdaftar sebagai peserta JKN. Namun ia berharap agar masyarakat di Kabupaten Bojonegoro tetap dalam keadaan sehat karena menurutnya bahwa sehat itu adalah harta yang tak ternilai. “Guru saya pernah berpesan bahwa rezeki terendah adalah harta, rezeki terbesar adalah kesehatan maka jangan dibolak balik mempertaruhkan kesehatan demi mengejar harta. Wah, hal ini saya pegang sekali agar dengan layanan JKN ini tidak serta merta mengharap sakit walaupaun sudah ada yang menjamin namun lebih baik dapat bersedekah agar hidup ini lebih banyak bermanfaat untuk sesama,” tutur Joni. Kedepannya Joni berharap agar Program JKN dapat terus berlangsung dan berkelanjutan karena sudah banyak membantu keluarga dan masyarakat di Kabupaten Bojonegoro. Ia meyakini jika BPJS Kesehatan terus berupaya mewujudkan dan meningkatkan layanan kesehatan melalui JKN. “Semoga BPJS Kesehatan dan pemerintah dapat terus diberikan jalan dan kemudahan untuk menjalankan dan mempertahankan program yang mulia dan bermanfaat ini. Jangan hanya merasa berat dengan membayar iuran setiap bulannya namun jika dihitung tak sebanding dengan seberapa besar cakupan layanan kesehatan yang dijamin sampai pasien itu sembuh bahkan sampai harus menjalani rawat inap berbulan-bulan di rumah sakit. Tak lupa pula saya pun telah menggunakan aplikasi Mobile JKN guna memudahkan untuk melihat status aktif kepesertaan JKN saya tanpa harus antre berlama-lama di kantor BPJS Kesehatan,” tutup Joni.(top/ziz)
Joni: Cukup Bawa KTP Langsung Bisa Dilayani di Fasilitas Kesehatan
Senin 15-05-2023,14:40 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :