Kisah Cinta Seorang Resepsionis Rumah Karaoke (1)

Selasa 28-02-2023,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Windy (samaran) adalah resepsionis sebuah rumah karaoke di kawasan Mayjen Sungkono. Dia sangat mengenal siapa saja dan tipe yang bagaimana orang-orang yang sering dolan ke tempat kerjanya. Para pelanggan dari kalangan pengusaha, birokrat, dan legislator sangat dihapal watak dan kebiasaannya oleh Windy. Salah satunya seorang legislator brangasan yang kisahnya tak akan dilupakan. Ceritanya, setelah hampir empat jam menikmati hiburan di ruang VIP, legislator tersebut pamit keluar bersama sang purel. “Saya yakin mereka hendak ke hotel atau apa,” kata Windy. Saat itulah terjadi peristiwa ironis. Saat hendak ke kamar kecil di sudut tempat parkir, dari jarak agak jauh dilihatnya ada mobil yang lampu kabinnya menyala cukup terang. Pintu tengahnya terbuka. Waktu itu sekitar pukul 01.15-an. Khawatir terjadi kejahatan terkait tamu karaoke atau mobil sang tamu, Windy mendekat. Begitu melongok, Windy kaget bukan kepalang. Di dalam ternyata terjadi pertarungan sengit sang purel vs legislator yang dikenal masyarakat dikenal alim itu. Mereka tampak jelas karena lampu kabin menyala. Walau begitu, mereka cuek dan terus menyelesaikan pertarungan. “Mereka sepertinya on berat. Maunya ke hotel, tapi nggak keburu,” kelakarnya. Fakta-fakta seperti inilah yang mempengaruhi kejiwaan Windy. Dia takut menikah dan jadi korban lelaki. Karena itulah sampai usianya memasuki 30 tahun, dia tak pernah dekat dengan lelaki. Apalagi, ada peristiwa menyakitkan yang pernah dia alami. Windy yang kerja di dunia malam sejak usia 18 tahun seolah imun terhadap godaan lelaki. Dia sudah beberapa kali diajak menikah, tapi semuanya ditolak. Tak hanya teman kerja atau tamu di tempatnya bekerja, ajakan menikah itu juga datang dari tetangga di lingkungan tempat tinggalnya. Orang tua pun sempat menjodohkan. Inilah peristiwa menyakitkan itu. “Saya pernah dekat dengan seorang teman. Dia kapten waiters. Waktu itu aku masih 20, sedangkan dia 23. Keluarga kami sudah sama-sama merestui. Lamaran pun sudah dilakukan,” kenang Windy. Sebulan menjelang akad nikah seperti yang sudah direncanakan, peristiwa tak terduga menghalangi langkah mereka. Kekasih Windy, sebut saja Bambang, ditangkap polisi dalam penggerebekan mendadak yang dilalukan pada suatu malam. Lima butir ekstasi menjadi barang bukti (BB) yang tak terelakkan. Barang haram itu ditemukan di saku celana dan hendak diberikan kepada seorang tamu. Ekstasi tersebut pesanan sang tamu. Anehnya, waktu itu bos pemilik BB berhasil kabur. Padahal, Bambang baru saja bertemu bos yang menitipkan barang. “Sepertinya kekasih saya dijebak. Sengaja diumpankan,” kata Windy, yang menambahkan bahwa Bambang sempat menjalani hukuman.  (jos, bersambung)  

Tags :
Kategori :

Terkait