Ela terbakar. Emosinya memuncak sampai ubun-ubun. Tidak ada pilihan lain bagi Ela, selain end dengan Adam. Ela merasa sia-sia memperjuangan Adam ke kehidupan mapan. Beberapa saat pasca pernikahan Adam vs Ria, muncul undangan perceraian dari PA Surabaya. Ela tidak kaget. Dia pun mendatangi setiap ada undangan, dengan harapan segera ada putusan dari majelis hakim. “Kini sedang pembagian gono-gini,” kata Ela. Dia heran mengapa Adam punya pikiran menuntut harta gono-gini. Sebab, faktanya sebagian besar harta mereka adalah hasil kerja Ela. Adam lebih banyak menganggur. Hanya beberapa waktu terakhir dia ikut membesarkan bisnis yang sudah besar di tangan Ela. Itu pun tidak sebanding dengan uang Rp 1 miliar plus Inova yang dibawa Adam kabur. Kalau dihitung-hitung secara matematis, seharusnya Adam justru minus. Faktanya dia tidak pernah menafkahi istri dan anak-anaknya. “Tapi biarlah. Anggap ini suratan nasibku yang sedang buruk. Anggap saja itu sededah untuk mantan suami dan istri barunya,” canda Ela, yang sama sekali tak terkesan canda itu. Ela mengaku saat ini sedang daftar umrah untuk mengadukan nasibnya kepada pemilik semua makhluk. “Saya nekat berangkat,” tuturnya. Tanpa dia sadari, ada butiran tipis air mata mengumpul di sudut matanya. Terik siang memantulkan sinar dari butiran air mata tersebut. Perlahan, Ela mengusapnya dengan punggung tangan. “Maaf, terbawa emosi,” tuturnya. Pelan, tegas, tapi tersimpan nada getir pada suara tersebut. Setelah pembagian gono-gini, diakui Ela hartanya akan berkurang cukup banyak. Walau begitu, dia yakin harta tersebut masih bisa dijadikan modal usaha. “Masih ada beberapa toko di daerah pinggiran kota yang atas nama saya. Inilah yang akan saya jadikan modal awal usaha baru,” tekadnya. “Tidak sakit hati terhadap Ria?” tanya Memorandum. Pertanyaan konyol, yang sengaja Memorandum utarakan untuk menjajaki kedalaman hati Ela. “Sebagai wanita, tentu sakit. Tapi sebagai hamba Allah, saya berusaha ikhlas dengan menganggap ini sebagai ketentuan-Nya yang harus saya jalani. Yang jelas, saya tidak sanggup kalau harus hidup berdampingan dengan dia.” Suara Ela makin lama makin terdengar lirih, sebelum tenggelam dalam isaknya yang bersatu dengan sedu sedan. Jujur, Memorandum menyesal menanyakan hal konyol tadi. Untung segelas teh hangat sanggup meredam sedikit demi sedikit emosinya. (jos, habis)
Pengorbanan Sia-Sia Pengusaha Kosmetik (3-habis)
Jumat 17-02-2023,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Selasa 19-11-2024,15:18 WIB
Dilaporkan Hilang, Remaja 23 Tahun Tewas Bunuh Diri di Lahan Kosong HR Muhammad
Selasa 19-11-2024,19:09 WIB
Inilah Susunan Resmi Indonesia vs Arab Saudi, STY Rotasi 3 Pemain
Selasa 19-11-2024,12:49 WIB
Masih Tunggu Hasil Autopsi, Saksi Dugaan Pembunuhan di Ngaglik II Bertambah
Selasa 19-11-2024,11:40 WIB
Usai Pesta Miras, Pria Sepanjang Terjun ke Sungai Dekat Tambangan Pagesangan-Kebraon
Selasa 19-11-2024,16:42 WIB
Polda Jatim Bekuk Tiga Pembacok Warga Ketapang Laok Sampang
Terkini
Rabu 20-11-2024,06:05 WIB
Gelar Seminar Neuro-Parenting, Komitmen Pemkab Lamongan Tingkatkan Kualitas Keluarga
Selasa 19-11-2024,22:37 WIB
Gelar Multaqo Ulama se-Jatim, Ini Keyakinan Gus Miftah pada Khofifah
Selasa 19-11-2024,22:30 WIB
PC PMII Lamongan Gelar Diskusi Publik untuk Jaga Kepercayaan Publik pada Pilkada Serentak
Selasa 19-11-2024,22:22 WIB
Gus Iqdam Dukung Abah Anton dan Dimyati Ayatulloh
Selasa 19-11-2024,22:14 WIB