Miko dan Rindang segera terlibat pembicaraan. Saat itulah Miko menyalakan tombol on untuk merekam pertemuan mereka dengan video HP-nya. Dia bertanya kepada Rindang. Pertanyaannya sengaja memancing, misalnya sudah punya pasangan suami atau belum; yang ternyata dijawab dengan bahasa tubuh. Rindang menggoyang-goyangkan bahu dan kepalanya. Berbarengan dengan itu, bergoyang pula perangkat lunak di dada Rindang. Ini yang membuat sekujur tubuh Miko berdesir. Seperti gringgingen, tapi nikmat. Miko lantas melanjutkan pertanyaannya, “Bisa kita lanjutkan pembicaraan di hotel?” Rindang kembali menjawab tanpa kata. Dia mengangkat pundak dan ujung mata disertai senyum penuh arti. Senyum yang sangat tipis. Tipiiis sekali, nyaris tak terlihat. Kepada Lutfi, Miko mengakui Rindang tidak sepenuh hati melayani percakapan itu. Gesture tubuhnya menampakkan hal itu. Ada keraguan dalam menapaki setiap jengkal gerak dan langkah. Rindang tidak banyak berkata. Dia lebih banyak diam. Bibirnya selalu terkatup. Hanya digunakan untuk senyum, senyum, dan senyum. Bahasa lain diungkapkan lewat anggukan atau gelengan. Mirip penyandang tunawicara. Mereka pun beranjak ke motel di kawasan HR Muhammad. Tapi sebelum masuk halaman motel, tiba-tiba HP Miko berdering. “Maaf Mbak, ada panggilan dari bos di kantor,” kata Miko. Mereka terpaksa balik arah. Miko lantas mengantarkan Rindang pulang. Tidak ke rumah, karena Rindang hanya minta diantar ke Terminal Joyoboyo. Miko tak lupa menyelipkan sejumlah uang saat bersalaman dengan Rindang. Menurut Lutfi, panggilan dari bos yang dikatakan Miko hanyalah akal-akalan temannya itu. Miko hanya ingin memastikan Rindang memang perempuan bispak. Karena itu, ketika mobil sudah memasuki motel yang memang bisa disewa per jam dan tidak ada keraguan, Miko segera balik arah. “Itulah pengakuan teman akrabku Miko. Dia menceritakan pengalamannya setelah beberapa kali menginformasikan bahwa istriku tidak beres. Sebelumnya memang kutegaskan bahwa aku tidak percaya. Tidak. Titik. Tidak mungkin Rindang seperti itu,” kata Lutfi. Tapi, kali ini Lutfi harus meyakininya karena Miko menunjukkan bukti rekaman video. Setelah menonton hasil rekaman Miko, Lutfi tidak segera pulang. Lutfi yang dijemput Miko dan diajak sarapan di kawasan Sepanjang, Taman, Sidoarjo, meminta temannya itu mengantarkan ke Padusan, Pacet, Mojokerto. Lutfi ingin ditinggalkan menyendiri di sana. “Pikiranku kacau. Waktu itu aku ingin mengakhiri hidup. Makanya aku minta diantar ke Pacet. Aku berencana terjun bersama air terjun Grenjengan. Aku ingin mati di antara keindahan alam,” kata Lutfi. Memorandum sempat tersenyum, mau bunuh diri saja memilih tempat yang harus indah. Benar-benar pecinta alam. (jos, bersambung)
Pascasuami Kecelakaan, Istri Terpaksa Jadi SPG Plus (2)
Rabu 11-01-2023,10:00 WIB
Editor : Agus Supriyadi
Kategori :