Surabaya, memorandum.co.id - Pada 2023, anggaran penanggulangan banjir di Kota Surabaya dipastikan meningkat. Kenaikannya sebesar Rp276,9 miliar atau 19,1 persen dari tahun sebelumnya. Totalnya mencapai Rp 1,7 triliun. Anggaran yang termuat dalam RAPBD 2023 ini dinilai Komisi C DPRD Surabaya fantastis. Oleh sebab itu, legislatif meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak main-main dalam memproyeksikan. Diharapkan, anggaran tersebut benar-benar termanfaatkan untuk mengentaskan masalah banjir di metropolis. “Kita minta, ke depan (2023) harus ada perbaikan untuk perencanaan maupun pengerjaan seluruh proyek drainase, jalan, dan jembatan. Baik di perkotaan maupun di permukiman,” tegas Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, Senin (31/10). Catatan Aning tersebut berkaca pada realisasi anggaran 2022. Yang hingga Oktober ini baru terserap 44,9 persen. Masih minimalis. Karenanya, politisi PKS ini mendesak Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya agar bekerja lebih serius pada tahun mendatang. “Anggaran yang besar dalam penanggulangan banjir di tahun 2022, itu per Oktober baru terserap 44,9 persen. Ini tentu menjadi catatan, sorotan sekaligus harus diperbaiki agar tidak terulang di 2023,” tandasnya. Pihaknya lantas mendorong supaya proyek penanggulangan banjir sudah dimulai sejak awal tahun 2023. Mengingat APBD 2023 akan digedok pada November 2022. Setidaknya, kata Aning, dokumen pengerjaan proyek sudah dituntaskan pada Desember nanti. Dengan begitu pengadaan barang dan jasa sudah dapat dimulai per Desember untuk proyeksi anggaran 2023. “Selain itu, jika dilihat dari proses perencanaan pembangunan DED untuk 2023 juga sudah teranggarkan di 2022. Kemudian musrenbang dan RKPD juga sudah selesai di tahun 2022. Di sisi yang lain, seluruh titik drainase harusnya juga sudah clear di tahun 2022 berdasarkan roadmap banjir. Dengan begitu pengerjaan saluran sudah bisa dimulai sejak awal tahun 2023,” urainya. Kendati demikian, pada akhir tahun 2022, masih ada banyak proyek yang mesti dituntaskan oleh DSDABM Surabaya. Di antaranya ada 46 titik pengerjaan saluran drainase permukiman senilai Rp 8,9 miliar dan 55 titik pengerjaan saluran drainase perkotaan senilai Rp 277 miliar. Kemudian, ada pula 341 titik pengerjaan paving dan jalan kota. “Semua itu harus sudah diselesaikan pada 15 Desember nanti,” tuntas Aning. Sementara itu, Kepala DSDABM Surabaya Lilik Arijanto membenarkan bahwa ada peningkatan sebesar 19,1 persen untuk 2023. Hal ini diakuinya menjadi tanggung jawab yang harus direalisasikan dengan sebaik-baiknya. “Tentu ini menambah tanggung jawab kami. Untuk itu, menjadi kewajiban kami untuk mengaplikasikan apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus kami selesaikan pada tahun 2023,” ucap Lilik. Di sisi lain, DSDABM juga berjanji bahwa tahun depan tender pekerjaan dimulai lebih awal. Pihaknya akan memilah proyek yang bisa dilelang lebih dini. Seperti misalnya, proyek yang tidak terlalu terganggu hujan nantinya bisa dipercepat. Sedangkan soal serapan anggaran yang masih minim pada 2022 ini, hal itu disebabkan puluhan kontraktor belum melakukan klaim pembayaran. Mayoritas kontraktor masih konsentrasi melakukan progres pengerjaan di lapangan. “Tapi yang sudah sampai progres, mereka mulai berbondong-bondong menagih untuk (bisa cair) bulan November ini. Jadi serapan anggaran memang masih sekitar 50 persen. Kita berharap pada akhir tahun nanti mencapai 90 persen ke atas,” pungkasnya. (bin)
2023, Anggaran Penanggulangan Banjir Surabaya Meroket Capai Rp 1,7 T
Senin 31-10-2022,18:13 WIB
Editor : Syaifuddin
Kategori :