Surabaya, memorandum.co.id - Sekelas kota terbesar kedua di Indonesia nyatanya belum mampu mengentaskan masalah tawuran antarremaja. Buktinya, aksi tawuran bersenjata tajam melibatkan pemuda usia tanggung kembali terjadi. Yang terbaru pecah di Jembatan Suroboyo hingga mengakibatkan 1 orang tewas, Minggu (23/10) dini hari. Lalu pada hari yang sama, dua orang terluka gegara aksi tawuran antargeng di Medokan Semampir Indah. Maraknya aksi tawuran yang mayoritas dilakukan pelajar Surabaya ini membuat banyak pihak prihatin. Salah satunya seperti yang disampaikan oleh tokoh agama, H Abdul Rohim. “Prihatin, tentu. Karenanya, ini menjadi tugas bersama untuk memecahkan masalah ini. Pencegahan aksi tawuran perlu melibatkan banyak pihak. Pertama, jajaran kepolisian harus terus melakukan patroli di titik rawan tawuran. Lalu, Pemkot Surabaya juga harus ikut melakukan kontrol pengawasan. Kemudian peran masyarakat di tingkat kampung seperti RT dan RW. Dan tidak kalah penting, keterlibatan orang tua dalam membimbing anak-anaknya,” urai Abah Rohim, sapaan lekatnya, Selasa (25/10). Dirinya lantas mendorong pemkot untuk serius menangani aksi tawuran. Begitu pun pihak kepolisian diharapkan semakin gencar dan menyeluruh dalam melakukan fungsi pengawasan. Di samping itu, menurut telaahnya, perlu digelar kegiatan keagamaan di tingkat kelurahan/kecamatan. Yang kemudian diagendakan rutin di setiap permukiman. Sebab dengan begitu, maka bisa menciptakan kondusifitas dan mengayemkan suasana kampung. “Kegiatan keagamaan itu menjadi wajib. Maka hal ini perlu ditingkatkan lagi. Pemkot harus support di tingkat RT dan RW guna melakukan upaya pencegahan dan penanganan aksi tawuran,” tandasnya. Rohim menuturkan, aksi tawuran yang belakangan terjadi merupakan dampak dari perkembangan teknologi. Kecanggihan zaman yang memudahkan akses untuk berkomunikasi melalui media sosial (medsos) menjadi salah satu faktor pemicu aksi tawuran. “Adanya perubahan zaman, seperti banyaknya medsos itu sangat berpengaruh dan berdampak. Terlebih usia remaja itu labil, masih dalam tahap menemukan jati dirinya. Ketika ada perselisihan lalu cepat tersulut emosi. Ditambah dengan adanya medsos, maka memudahkan mereka untuk saling mengajak awuran. Lebih mudah berkoordinasi," tandasnya. "Oleh sebab itu, paling terpenting memang peran dan kontrol dari orang tua untuk terus mengawasi anak-anaknya,” tambah Abah Rohim, yang juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Suramadu ini. (bin)
Cegah Aksi Tawuran, Perlu Perkuat Kegiatan Keagamaan
Selasa 25-10-2022,16:26 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Sabtu 28-12-2024,17:54 WIB
Sidak Propam di Polsek Simokerto, Penegasan Komitmen Berantas Judi Online dan Pinjol
Sabtu 28-12-2024,17:07 WIB
Cegah Judi Online, Semua Handphone Anggota Polresta Banyuwangi Diperiksa
Sabtu 28-12-2024,20:58 WIB
Ditekuk Bali United 0-2, Persebaya Gagal Happy Ending di Pengujung 2024
Sabtu 28-12-2024,16:56 WIB
Volume Kendaraan di Exit Tol Fungsional Gending-Kraksaan Melonjak Signifikan
Terkini
Minggu 29-12-2024,13:00 WIB
Sepanjang 2024, BNN Tulungagung Ungkap Peredaran Sabu Jaringan Madiun-Batam
Minggu 29-12-2024,12:53 WIB
Polsek Gayungan Gelar Patroli Skala Besar, Amankan Wilayah Ahmad Yani
Minggu 29-12-2024,12:16 WIB
Kunjungi Pos Pam Nataru, Ibu-ibu Bhayangkari Surabaya Beri Dukungan dan Apresiasi
Minggu 29-12-2024,12:12 WIB
Polsek Sawahan Amankan Ibadah di GPPS Surabaya, Pastikan Kenyamanan Jemaat
Minggu 29-12-2024,12:08 WIB