Artis Ariel Tatum ternyata menyimpan sebuah kisah yang tak banyak diketahui publik. Melalui sebuah program Call Me Mel yang ada di kanal Youtube, Ariel mengungkap kalau dirinya mengidap Borderline Personality Disorder (BPD).
Dari berbagai sumber, BPD ini adalah penyakit mental serius yang ditandai dengan perasaan, mood dan perilaku yang tidak menentu. Pasien biasanya memiliki masalah dengan emosi dan pikiran, terkadang juga mereka berperilaku ceroboh yang menyebabkan hubungan yang tidak stabil.
"Kepribadian di ambang bahasa Indonesianya. Agak sulit ya cirinya, tapi mood swing-nya parah. Bukan moody, karena skalanya njomplang banget," kata Ariel Tatum baru-baru ini.
Ariel mengatakan bahwa kisah kelamnya ini terjadi sekitar 10 tahun lalu, ketika usianya masih remaja, sekitar 13 tahun. Kala itu dirinya bahkan pernah berkeinginan untuk bunuh diri. Namun beruntung karena Ariel segera mencari bantuan.
"Itu usia 13 tahun coba bunuh diri," singkat Ariel Tatum yang masih membuat banyak orang tak percaya.
Ia menambahkan, kepada setiap orang untuk lebih mengetahui dirinya sendiri. Karena dengan mengetahui diri sendiri, maka kemudian bisa melangkah kepada jalan yang sebenarnya.
"Self awareness yang harus ditumbuhin. Baru setelah itu mencari bantuan. Karena aku bagitu ngerasa ada yang salah, aku langsung hubungi profesional health," tutur Ariel Tatum.
Keinginan untuk bunuh diri yang pernah ada dalam diri Ariel Tatum pun membuat dirinya pernah berkeinginan untuk menyewa seorang pembunuh bayaran. Hal itu karena ia tak mau keluarganya sedih karena ia bunuh diri.
"Iya benar, karena pada saat itu aku merasa kayaknya kalau gue bunuh diri, keluarga gue sedih banget deh karena memang aku anaknya introvert, ke keluarga pun aku tertutup," ujar Ariel.
"Saking introvert, makanya pas kemarin ngomong ke publik dalam seminar 19 Oktober itu masih banyak keluarga aku yang gak tahu. Yang tahu keluarga inti. Bingung karena aku anaknya ceria banget, gak depresif," papar Ariel Tatum.
Ariel Tatum mencoba memerangi rasa malu yang biasanya dialami oleh mereka yang mengidap penyakit mental. Beberapa seminar pun sudah dan akan dilakoni olehnya sebagai pembicara tentang penyakit tersebut.
"19 Oktober lalu bikin seminar. Memang sih di sini stigmanya omong kesehatan mental malu. Kenapa harus malu. Ini paling penting, kesehatan mental penting, yang bahaya itu kalau gila tapi gak mau ngaku," ucapnya yang akan kembali mengisi seminar lagi di Universitas Indonesia pada 30 November mendatang.
Ariel Tatum menambahkan kala masih dalam jerat penyakit mental tersebut, pekerjaannya tak ada yang bisa dilakukan dengan baik. Karenanya, ia pun berkeinginan untuk getol kampanye demi menolong orang lain. Karena ternyata ketika dirinya menolong orang lain justru ada penyembuhan di sana.
"Memang kala itu gak bisa di jalan yang bener, susah banget. Ganggu produktivitas. Kalau ga ada penanganan ya amburadul. Sampai dikasih obat dan hipnoterapi. masih obat meski dosisnya dikurangi, dan menolong orang lain juga sangat membantu," tandas Ariel Tatum. (*/fer)