Terkurung Keluarga Harmonis, Terprovokasi Omongan Sinis (2)

Senin 18-11-2019,08:07 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Misteri Cinta di Balik Bandul Kalung Berinisial JL Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Perhatian Joni kepada Lilis tidak hanya diwujudkan melalui sepasang jam tangan. Masih banyak hadiah lain yang digelontorkan. Salah satunya berwujud kalung kembar bermata berlian dengan bandul berinisial JL. Fakta ini menimbulkan kasak-kusuk di lingkungan keluarga. Ada yang menduga JL itu inisial Johan-Lilis. Tapi, mereka kurang yakin karena Johan bukan sosok romantis. Jadi, tidak bakalan johan menghadiahi istrinya sesuatu yang seromantis itu. Mereka lebih menduga JL itu singkatan Joni-Lilis. Kecurigaan itu muncul sejak kedua insan ini memakai sepasang jam tangan. Tindak-tanduk Joni dan Lilis, di mata mereka, diyakini menguatkan kecurigaan itu. “Lilis blak-blakan mengaku pernah mencintai Joni. Cinta itu tumbuh diam-diam saat dia mendengar ayahya bakal menjodohkan dirinya dengan satu dari dua anak keluarga Johan dan Joni,” kata pengacara lulusan hukum dan jurnalistik tersebut. Tapi, cinta tersebut sudah dia kubur dalam-dalam bersamaan dengan kesepakatan keluarga untuk menjodohkan Lilis vs Johan. Bukan Lilis-Joni. Lilis tidak mengetahui alasan ayahnya menjodohkan dirinya dengan Johan, bukan Joni. Tapi setelah dijelaskan bahwa itu adalah kehendak ibunda Johan dan Joni, Lilis tak berani membantah. Apalagi, Lilis juga mendengar sebenarnya ayahnya lebih pas menyandingkan dirinya vs Joni. Lilis memang lebih dekat dengan Joni ketimbang Johan. Umur mereka sebaya. Sekolahnya selalu sama, sekelas, dan di kampung pun sering main bersama. Lilis tidak akrab dengan Johan karena usia mereka terpaut cukup jauh: delapan tahun. Kebersamaan Lilis dan Joni terjalin sejak keluarga mereka bertetangga di kawasan Wiyung. Itulah yang menyebabkan kedua orang ini sangat dekat. “Jadi wajar kalau Lilis lebih berharap dijodohkan dengan Joni, bukan dengan Johan. Kata Lilis, Johan orangnya care, perhatian, dan romantis. Beda dari Johan yang cenderung pendiam dan kaku,” imbuh pengacara tadi. Jodoh memang di tangan Allah. Bukan di tangan siapa pun. Walaupun dalam hati kurang setuju, Lilis menjalani perjodohannya vs Johan dengan ikhlas. Diikhlas-ikhlaskan, memang, namun pada intinya ikhlas. Untung menghindari terjadi hal negatif, Lilis pernah minta pindah rumah. Keluar dari rumah orang tua, agar frekuensi pertemuan dengan Joni berkurang. Namun, permintaan tidak disetujui orang tua Johan. Alasannya, rumah mereka sangat besar. Dan yang lebih penting, ayah-ibu Johan setiap saat bisa berjumpa dengan satu-satunya cucu kesayangan mereka, sebut saja Jorban. Diakui Lilis, dia sebenarnya merasa risih dengan sikap Joni. Diakui bahwa dia memang pernah mencintai lelaki tersebut. Tapi, takdir memaksa mereka tidak bisa bersatu. Fakta itu harus diterima. Lilis merasa risih sejak ada yang menyindir. Waktu itu ada acara keluarga. Lilis berusaha tampil maksimal. Dipakainya hadiah jam tangan dan bandul kalung JL dari Joni. “Di tengah pesta, ada yang mengatakan jam tangan Lilis serasi dengan jam tangan Joni. Orang tersebut juga nyinyir berkata kalungnya bagus. JL itu singkatan Johan-Lilis atau… tanpa melanjutkan kalimat tadi. Lilis langsung bete,” kata si pengacara. (bersambung)  

Tags :
Kategori :

Terkait