Beban Masyarakat Semakin Berat, Kenaikan BBM Berimbas Kenaikan Sektor Lain

Minggu 04-09-2022,15:27 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Surabaya, memorandum.co.id - Bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite, solar, dan pertamax resmi naik per 3 September 2022. Kenaikan harga BBM ini mendapat sorotan dari kalangan masyarakat Indonesia. Salah satunya diungkapkan Ragiel, mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM ) asal Jakarta. Mahasiswa rantau yang indekos di Surabaya ini merasa keberatan jika harga BBM naik. “Dengan naiknya harga BBM pasti ada penyusaian harga untuk kebutuhan lain. Misalnya dari segi transportasi, dikarenakan harga BBM naik maka layanan transportasi umum ataupun delivery online pasti akan naik juga," ujar Ragiel, Minggu (4/9/2022). Apa yang disampaikan Ragiel bukan hanya isapan jempol semata. Dia membuktikan, saat mengecek harga tiket bis dari Jakarta ke Surabaya kelas ekonomi pada Sabtu (3/9) kemarin. Semula merogoh kocek Rp 210.000 kini meningkat jadi Rp 280.000. "Kenaikan ini pastinya sangat membebani flexiblelitas movement mahasiswa apabila ingin meneliti data skripsi ataupun KKN,” ungkap Ragil. Hal senada disampaikan oleh Fadil, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) asal Ciamis. Dia menilai, kenaikan harga BBM sangat berdampak signifikan dan bisa membuat kantong mahasiswa terkuras. “Benar-benar memberatkan ya. Kemarin saya kirim motor dari Ciamis ke Surabaya pakai kereta itu kena Rp 400.000. Maksud hati biar ke mana-mana bisa irit, tetapi BBM sekarang malah naik. Sebenarnya dari kos ke kampus lumayan dekat, tapi saya kan juga freelance jadi barista dan lokasinya cukup jauh dari kos saya. Jadi pasti berat di bensin nantinya,” ungkap dia. Sementara itu, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura, Evi Pebri Ila Rachma menuturkan bahwa kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah adalah upaya untuk memotong pengeluaran biaya subsidi yang disalahgunakan, meski memberatkan masyarakat lantaran akan berdampak pada kenaikan harga pangan dan juga transportasi. “Saya sebagai masyarakat pastinya juga merasa keberatan dengan kenaikan harga BBM yang naik sekitar 20-30% dan menurut saya kenaikannya itu lumayan tinggi, ya," ucap Evi. Evi menambahkan, kenaikan harga BBM ini akan berdampak pada kenaikan harga barang-barang. Hal tersebut sebuah keniscayaan. "Kenaikan harga di sektor lain itu pasti. Tapi sebenarnya alasan pemerintah menaikkan harga BBM itu karena anggaran kompensasi dan subsidi itu naik tiga  kali lipat. Sebagai kompensasinya, maka pemerintah merencanakan akan memberikan bantuan langsung tunai bukan bentuk BBM kepada warga yang gajinya di bawah Rp 3 juta sebesar Rp 600 ribu per bulan. Ya meskipun tren penurunan minyak dunia terjadi saat ini, tetapi Indonesia malah menaikkan harga BBM,” ungkap Evi. Sebelumnya, kenaikan harga BBM disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Negara, Sabtu (3/9) siang. Harga pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Harga solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter. (mg3/bin)

Tags :
Kategori :

Terkait