Sedekah Bumi, Cara Warga Donowati Bersyukur dan Hormati Leluhur

Minggu 12-06-2022,15:46 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Surabaya, memorandum.co.id - Warga RW 1 Donowati, Kelurahan/Kecamatan Sukomanunggal menghelat acara sedekah bumi, Minggu (12/6/2022) siang. Kegiatan ini diikuti dengan sangat antusias oleh warga dari sembilan RT. Mereka tampak berbondong-bondong membawa tumpeng. Kemudian para warga saling bertemu dan berkumpul. Mereka tersebar di dua titik lokasi. Ada yang bersila di Masjid Al Hidayah, ada pula yang menyatu di Punden Kulon Donowati. Ketua panitia acara Yofi Arfandi menjelaskan, kegiatan bertajuk Doa Seribu Tumpeng ini digelar sebagai wujud rasa syukur atas limpahan rezeki yang diterima oleh masyarakat Donowati. Selain itu, juga sebagai ungkapan terima kasih kepada para leluhur yang telah berjasa membuka sebuah desa, yang kini dihuni oleh ribuan warga. "Kegiatan sedekah bumi ini memiliki makna rasa bakti kita terhadap bumi yang kita pijak dan langit yang kami junjung. Istilahnya, rasa puji syukur para warga terhadap kesejahteraan di Kampung Donowati. Selain itu, kampung ini juga tidak ujug-ujug ada, melainkan ada yang membabat alas. Karena itu, kita juga menghaturkan terima kasih kepada nenek moyang dan leluhur Donowati," papar Yofi. Lebih kurang 2.000 warga memeriahkan acara. Masing-masing membawa tumpeng dengan lauk ala Jawa. Selain didominasi oleh orang tua, kegiatan ini juga diikuti oleh anak-anak dan kawula muda. Yofi memaparkan, sedekah bumi di Donowati terselenggara setahun sekali. Bila dua tahun sebelumnya digelar secara sederhana, tahun ini sedekah bumi lebih semarak. "Kegiatan sedekah bumi ini diproyeksikan setahun sekali. Jadwalnya merujuk pada penanggalan Jawa kuno yaitu setiap bulan Selo. Jadi warga di setiap rumah masing-masing membawa tumpeng," ungkap Yofi. Di samping sedekah bumi, Kampung Donowati yang dikenal sebagai kampung seni dan budaya ini juga menghimpun serangkaian kegiatan lain. Ada campursari hingga pertunjukkan wayang kulit. "Karena warga di sini berasal dari beragam suku dan agama, maka kita rangkul bersama. Jadi mulai dari Kamis (9/6) kita mengadakan syukuran di masjid, lalu Sabtu malam (11/6) campursari atau klentengan, kemudian Minggu (12/6) siang sampai malam ada pertunjukkan wayang kulit," jelas Yofi. Ke depan, pihaknya berharap tradisi sedekah bumi kembali digelar untuk semarak. Menurutnya, sedekah bumi merupakan budaya yang patut dilestarikan. "Kami harap tahun depan kegiatan sedekah bumi ini bisa digelar lebih meriah," tuntas Yofi. Dalam kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti, Camat Sukomanunggal Lakoli, ketua LPMK, dan tokoh masyarakat setempat. (bin)

Tags :
Kategori :

Terkait