Bulan Bung Karno, Milenial Ajak Siswa SD Tengok Sekolah Putera Sang Fajar di Surabaya

Surabaya, memorandum.co.id - Sejumlah kaum milenial yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa, yang tergabung dalam Taruna Merah Putih (TMP) menghelat sejumlah program menyambut Juni sebagai Bulan Bung Karno. Salah satunya, mereka mengajak siswa-siswi sekolah dasar (SD) untuk mengikuti kegiatan Surabaya Mendongeng: Bung Karno Arek Suroboyo, Sabtu (4/6). Para siswa SD yang digandeng berasal dari area kampung kelahiran Bung Karno di Kampung Pandean, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara on-site di Kantor Pos Kebonrojo, bekas Hogereburgerschool (HBS) Surabaya, tempat Bung Karno muda mengenyam pendidikan di Kota Surabaya. "Kami mengenalkan bahwa Bung Karno lahir di Surabaya. Kami mengajak adik-adik untuk mengenal lebih dekat sejarah Bung Karno di Surabaya dengan cara bercerita yang menyenangkan, dibantu oleh kawan pegiat sejarah dan alumnus duta pariwisata Cak & Ning Surabaya,” ujar Aryo Seno Bagaskoro, Ketua DPC TMP Kota Surabaya. Seno mengaku, untuk memantapkan kegiatannya itu, dia berdiskusi dengan Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono. Pihaknya lalu diberi motivasi untuk mengajak para generasi penerus agar selalu punya akar sejarah pada perjuangan bangsanya. "Salah satunya dengan menyerap segala inspirasi tentang Bung Karno, dan memperkuat di kalangan pelajar,” imbuh Seno, mahasiswa Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga. Seno berharap, anak-anak muda tidak melupakan orisinalitas pemikiran dan daya juang Bung Karno sebagai pemantik api semangat perubahan dalam konteks masa kini. "Ini adalah bagian dari misi penumbuhan kesadaran yang ingin kami bagikan kepada tunas-tunas bangsa dan kawan-kawan muda. Mengenalkan di mana Bung Karno lahir yakni, di kampung Pandean," bebernya. "Kemudian beliau indekos di rumah Pak Tjokro (HOS Tjokroaminoto) dan sekolah di Surabaya. Masa muda dan proses belajar Bung Karno di Surabaya adalah salah satu titik awal mula mekarnya gagasan Indonesia modern dan berdirinya republik ini dalam hal pembentukan gagasan,” imbuhnya. Seno, yang juga alumni SMAN 5 Surabaya ini mengatakan, kegiatan sejarah tak hanya akan berhenti di sini, tetapi akan berlanjut dalam berbagai aktivitas lain yang berfokus pada anak-anak muda. "Kami akan mengadakan beberapa program acara secara bertahap sebagai satu rangkaian untuk menghidupkan spirit Bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno bersama berbagai elemen anak-anak muda yang lain. Meneladani ajaran Bung Karno yang mengimpikan para pemuda menjadi pemuda yang avant-garde, berpikir melintasi zaman," pungkasnya. Bulan Juni sendiri diperingati sebagai Bulan Bung Karno lantaran ada tiga momen spesial di bulan ini yang berkaitan dengan proklamator tercinta. Pertama, 1 Juni 1945, di mana di depan sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan, Bung Karno untuk kali pertama menyampaikan gagasan tentang dasar negara yang dinamakan Pancasila. Hari itulah, 1 Juni, yang kini dikenal sebagai Hari Lahir Pancasila. Kedua, 6 Juni 1901, ketika fajar menyingsing, Bung Karno lahir di Kota Surabaya. Bapak Bangsa Indonesia ini lantas dikenal dengan sebutan Putera Sang Fajar. Surabaya, selain kota kelahiran, juga menjadi tempat Bung Karno tumbuh di masa remaja dan ditempa sebagai tokoh pergerakan saat indekos di rumah tokoh Islam, HOS Tjokroaminoto, di kawasan Peneleh. Ketiga, 21 Juni 1970, ketika Bung Karno wafat dan membawa kesedihan mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. (bin)