Perjalanan Cinta Seorang Playboy Keturunan Playboy (2)

Kamis 31-10-2019,08:09 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Wajahnya Berubah 900 Derajat setelah Terguyur Hujan Lebat Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Ketika Dila hendak meninggalkan warung, dari jauh tampak seorang gadis keluar dari kos-kosan Rani. Menuju arahnya. Gadis tersebut lantas memesan mi instan rasa soto Lamongan dan segelas teh. Kesempatan ini tidak disia-siakan Dila. “Sekosan dengan Mbak Rani ya Mbak?” tanya Dila sok akrab. “Rani? Cewek misterius itu? Mas kenal ya?” jawab gadis tadi tanpa menoleh ke arah Dila. “Hanya sepintas. Dia pacar teman kerjaku.” “Ooo.” “Kok ooo? Kenapa?” “Aneh saja. Teman Sampeyan sudah benar-benar kenal Rani tah?” “Ya pasti toh. Masa mereka pacaran sebelum benar-benar saling mengenal? Ada apa ini? Kok misterius amat?” “Kan sudah kukatakan tadi. Rani memang misterius.” “Misterius gimana?” “Ya misterius. Misterius kok gimana?” Perbincangan Dila vs teman sekos Rani terputus karena pesanan mi instan dan teh hangatnya sudah selesai. Dia minta maaf dan segera pamit. Musim basah yang waktu itu masih tersisa mempertontonkan mendung pekat di atas sana.[penci_related_posts dis_pview="no" dis_pdate="no" title="baca juga" background="" border="" thumbright="no" number="4" style="list" align="right" withids="" displayby="tag" orderby="title"]r ke rumah pamannya di Wonokromo. Dia bergegas masuk mobil dan menyalakan mesin. Pada saat bersamaan, ada mobil keluar juga dari rumah kos Rani. “Jangan-jangan itu Rani,” pikir Dila, yang memang belum tahu kendaraan yang biasa dipakai gadis tersebut. Dila lantas membuntuti mobil tadi. Tidak lama kemudian mobil berhenti di depan Graha Pena. Seorang gadis cantik turun. Ya. Benar. Rani. Menuju gerai ATM. Rupanya dia mengambil uang cash. Tidak lama, hanya sekitar 10 menit. Mendung masih mengambang di langit. Rani keluar dari bilik ATM menuju mobil yang diparkir di pinggir ring road barat Jalan A Yani. Namun tujuh langkah sebelum sampai mobil, tiba-tiba mak-bres… hujan turun. Rani kebingungan. Tampak dia merogoh sesuatu dari saku celana. Namun, sesuatu yang ternyata kontak mobil itu malah jatuh. Rani semakin  kebingungan mencari kontak tadi, yang tampaknya tidak segera ditemukan. Tubuhnya basah kuyub. Dila yang sejak awal memfoto setiap gerakan Rani terkejut bukan kepalang. Sebab, wajah Rani yang awalnya sangat cantik berubah 900 derajat. Polesan tebal yang menempel di wajahnya luruh oleh air hujan. Tampaknya dia tak menyangka akan turun hujan. Mendadak. Deras lagi, sehingga tidak prepare menjaga diri. Pikirnya: toh hanya sebentar mengambil uang di ATM. “Itulah foto Rani yang Om lihat di layar HP-ku tadi,” kata Dila. Menurut Dila, foto tersebut sudah ditunjukkan kepada Beni, tapi Beni menyangkal bahwa itu adalah foto Rani. “Foto itu sudah saya share ke Beni. Tapi, di depan saya, dia malah menghapus foto-foto tadi. Gak penting, katanya,” kata Dila. Ia menyesal tidak memvideo kejadian tersebut, sehingga Beni tahu proses perubahan Rani dari wajah cantiknya menjadi wajah asli. (bersambung)

Tags :
Kategori :

Terkait