Perjalanan Biduk Rumah Tangga Lelaki Mbeling (5)

Sabtu 21-05-2022,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Pernikahan Kedua Diketahui Istri

Sebulan-dua bulan rumah tangga ganda dilakoni Rudi dengan lancar. Tidak pernah ada persoalan berarti. Perputaran waktu bahkan sudah berganti dari bulan menjadi bilangan tahun. Hingga suatu hari Rudi diajak Wiwid membicarakan sesuatu yang serius. “Ada sesuatu yang ingin kusampaikan,” kata Wiwid kala mereka habis menjalani kewajiban suami-istri. “Pentingkah?”. “Tidak ada yang tidak penting di dunia ini.” “Maksudnya?” “Aku sebenarnya sudah tahu pernikahan Mas Rudi dengan Kenanga. Sejak awal,” kata Wiwid mengawali curahan isi hatinya. Rudi tercekat. Dia tak menyangka selama ini Wiwid mengerti rahasia yang dia sembunyikan. “Kenapa kamu diam saja?” tanya Rudi sambil memeluk Wiwid. Mata Rudi berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Wiwid mampu menyimpan rahasia pernikahannya vs Kenanga dalam diam yang sangat panjang. Seorang diri. Tanpa curhat kepada siapa pun. “Kamu marah?” bisik Rudi. “Hal apa yang membuat Mas Rudi berprasangka aku marah?” “Jadi kamu akhirnya merestui pernikahanku dengan Kenanga?” “Hal apa pula yang membuat Mas Rudi berpikir demikian?” “Selama ini kamu diam.” “Diam memiliki sejuta arti.” “Maksudmu?” Wiwid mengakhiri dialog. Ia menggerakkan tubuh membelakangi suaminya. Menatap sebaris semut yang berbaris di dinding. Mereka begitu kompak mengangkat sebutir nasi. Kadang maju bersamaan, berhenti, bahkan mundur, kemudian maju lagi. “Jadi, kamu marah?” kembali Rudi melemparkan pertanyaan, yang sebetulnya sangat tidak perlu. “Kepalaku sakit,” kata Wiwid lirih. Datar, terdengar lebih ditujukan kepada diri sendiri ketimbang menjawab pertanyaan Rudi. Tangannya meraih minyak angin di meja kecil di samping tempat tidur. Tidak sampai. Jemarinya hanya menyenggol botol minyak angin tersebut hingga terjatuh ke lantai. “Mulai kapan sakitnya?” tanya Rudi. Tidak ada jawaban. Rudi lantas mengambil botol yang jatuh, kemudian memberikannya ke Wiwid. Namun, sepertinya Wiwid tidak merespons. Dia masih diam. Rudi menyodorkannya lebih dekat. Tetap tidak ada respons. Rudi lantas berusaha menggoyang tubuh istrinya. Agak keras. Tanpa disangka, tubuh Wiwid terdorong hingga terjatuh berdebum ke lantai. Tak terdengar suara mengaduh. Rudi panik. Dia goyang-goyang lagi tubuh Wiwid, tapi tetap tidak ada respons. Khawatir terjadi sesuatu pada istrinya, Rudi lantas membopong Wiwid ke mobil dan melarikannya ke rumah sakit. “Dokter mengatakan Wiwid mengidap tumor otak. Tumor ganas. Sudah stadium empat,” kata Rudi. Menurut dokter, imbuh Rudi, Wiwid sudah lebih dari dua tahun mengidap penyakit itu. “Dia tidak pernah mengeluhkannya,” tutur Rudi, yang mengaku amat menyesal tidak mengetahui penyakit Wiwid lebih awal, “Aku terlena menikmati kesenangan bersama Kenanga sehingga tidak pernah terlalu memperhatikannya.” (jos, bersamsung)
Tags :
Kategori :

Terkait