Perjalanan Biduk Rumah Tangga Lelaki Mbeling (2)
Rabu 18-05-2022,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi
Suka Tonjolkan Bagian Sensitif Tubuh
Lantas, bagaimana ceritanya Rudi bertemu Wiwid hingga akhirnya nikah? “Waktu itu aku tertidur di teras pasar. Di kawasan Tanah Abang. Tubuhku ditendang-tendang.
Ternyata yang menendang seorang petugas. Orang satpol PP. “Aku didata dan dibawa ke markas. Karena tidak punya tempat tinggal tetap di Jakarta, aku dipulangkan ke Surabaya,” aku Rudi.
Kembali ke Surabaya, Rudi sama sekali tidak dimarahi orang tua. Dia malah diajak sowan ke beberapa ustaz dan kiai. Dimintakan nasihat dan doa agar menjadi orang sukses. Dunia-akhirat.
Salah satu ustaz, sebut saja Ahmad Nurjaman, sahabat ayah Rudi semasa menimba ilmu agama di Gontor. “Waktu ditemui di ruang tamu Ustaz Ahmad, kami disuguhi makanan kecil dan minuman. Yang menyuguhkan seorang gadis cantik.”
Tanpa diduga, tiba-tiba Ustaz Ahmad memegang pundak Rudi dan berkata, “Nak Rudi mau saya jodohkan dengan dia? Namanya Wiwid. Dia baru lulus dari Jombang. Mondok dan sekolah di sana.”
Rudi tercekat. Tidak mampu menjawab. Pandangannya seolah terpaku di wajah Wiwid. Yang tampak polos. Yang tampak tulus. Yang tampak jujur. Yang ayu alami khas pedesaan. Yang menawarkan kedamaian dan kebahagiaan.
“Kau belum tahu siapa Rudi,” sela ayah Rudi, sebut saja Aziz.
Ahmad tersenyum. “Rudi pernah ngenger kerja di rumah keponkanku di Jakarta. Singkat tapi berkesan. Jadi perawat kebun. Dia bercerita banyak soal Rudi. Aku tak mungkin salah memilih menantu,” tutur pria berewokan rapi ini.
Ditawari calon istri cantik, tentu saja Rudi tidak menolak. “Tapi, Rudi belum punya pekerjaan tetap,” kembali Azis menyela.
“Dengan menikah, maka anak-anak kita akan lebih diluaskan rezekinya oleh Allah. Masa aku harus mengingatkanmu, Zis.” Azis tertunduk. Malu. Tidak menyangka silaturahminya kali ini mendapatkan berkah begitu besar.
Singkat cerita, Rudi akhirnya bersanding di pelaminan vs Wiwid. Acaranya digelar sederhana, walau Ahmad dan Azis tergolong berada. Akad nikah dilangsungkan di Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang, sedangkan resepsi digelar di depan rumah Ahmad di kawasan kota.
“Pascanikah aku dititipkan kerja di showroom mobil bekas milik adik Abah (Ahmad, red) di kawasan Kertajaya,” aku Rudi.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Rudi untuk menguasai ilmu jual-beli mobil bekas. Dibantu modal dari ayah dan ayah mertuanya, Rudi akhirnya membuka sendiri showroom mobil bekas di kawasan Ngagel.
“Saran Abah sih buka showroom-nya di dekat-dekat rumah saja di Sawahan. Tapi, aku merasa tidak prospek. Akhirnya aku beli di Ngagel. Mengganti milik orang.”
Di sinilah awal terjadinya bencana rumah tangga Rudi. Seiring perjalanan waktu, dia tertarik terhadap salah satu karyawatinya. Orangnya tidak terlalu cantik. Jauh di bawah level Wiwid. Namanya sebut saja Kenanga.
Cuma, Kenanga tampak jauh lebih menarik ketimbang Wiwid. Mungkin kesan ini didukung sikap Kenanga yang endel. Sok cantik dan kemayu. Suka menonjolkan bagian-bagian sensitif tubuhnya. (jos, bersambung)
Tags :
Kategori :