Lamongan, memorandum.co.id - Program Megilan Preneur (Megpreneur) besutan Pemerintah Kabupaten Lamongan membawa daya tarik tersediri bagi konsultan dan peneliti UMKM luar negeri. Hal ini terlihat dari antusiasme Prof. Hendrik Slabbinck dari Department Marketing, Innovation, and Organization Ghent University Belgia usai menghadiri proses penyeleksian inkubasi bisnis yang diikuti para milenial dan santri Lamongan.
Diungkapkan Prof Hendrik saat berkesempatan berkunjung ke Ruang Kerja Bupati Lamongan Pendopo Lokatantra, Jumat (13/5) mengungkapkan pendapatnya tentang program Megpreneur. Dimana Prof Hendrik sangat terkesan dengan antusiasme para generasi Muda Lamongan dalam berwirausaha.
“I’m quietly impress, also by the amounts of a entrepreneurs and the enthusiasm, so really nice and they also very eager to learn and very respectfull. So I’m really looking for to cooperate,” ucapnya di hadapan Bupati Yes.
Artinya: Saya terkesan, juga dengan julmlah entrepreneur dan antusiasmenya. Sangat bagus dan juga kemauan untuk belajar dan sangat hormat. Jadi, saya sangat menantikan untuk bekerjasama.
Hadir bersama Prof Hendrik, Peneliti & Konsultan Bidang Ekonomi Kreatif serta Pengembangan UMKM, Radityo Putro Handrito yang sekaligus Sekprodi Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya Malang mengungkapkan, kedatangannya menghadiri program megpreneur tak lepas dari usulan sang mentor Dias Satria.
“Kami saat ini sedang mengajukan riset ke Belgia, pendanaan tentang action research , untuk menciptakan sebuah skema pelatihan program. Intinya untuk membawa sistem yang sudah ada di eropa bisa diterapkan di negara berkembang. Kemudian Mas Dias merekomendasi di Lamongan, karena kebetulan sedang ada penjurian program Megpreneur,” terang Raditya Putro.
Meski masih bersifat pertemuan, Raditya berharap program Megpreneur masuk menjadi salah satu kegiatan yang didaftarkan dan disetujui untuk mendapatkan pendanaan. Sehingga program-program yang bersifat menumbuh kembangkan UMKM dapat terus tumbuh subur di Indonesia.
“Kami sempat ke Bali, kalau di Bali kemarin lebih ke ibu-ibu yang memiliki usaha di bidang kriya (tradisional), di Malang juga hampir sama kriya. Tapi di sini (Lamongan) kita bertemu anak-anak muda, bahkan tadi kami sempat berinteraksi menggunakan bahasa inggis. Wah tepat ini kalau nanti jadi responden. Jadi ini sesuai sekali, kita memiliki landscape penelitian yang bervariasi,” pungkasnya.
Mendengar hal tersebut, Bupati Yes berharap program Megpreneur dapat benar-benar terpilih sehingga kedepannya dapat terus dikembangkan untuk menelurkan para entrepreneur Indonesia.
“Mudah-mudahan di approve dan segera ada tindaklanjutnya,” harapnya.(*/gus)