Dirikan Pojok Laktasi, DP3A Kabupaten Malang Gandeng Dinkes

Kamis 12-05-2022,08:15 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Malang, memorandum.co.id -  Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mendirikan Pojok Laktasi. Asupan Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi baru lahir hingga umur 2 tahun sangat penting bagi pertumbuhan bayi sebelum menerima makanan tambahan. Ini selaras dengan program Dinas Kesehatan menurunkan angka kematian bayi baru lahir, ibu melahirkan dan stunting. Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Kabupaten Malang drg Arbani Mukti Wibowo menyampaikan sinergi ini akan bermanfaat untuk menjaga kesehatan bayi dan ibu bayi. “Kami menangkap program tersebut untuk dilakukan kerjasama antara Dinas Kesehatan dan DP3A dengan mendirikan pojok laktasi dalam memberikan fasilitas terhadap layanan kesehatan,” terangnya, Rabu (11/5/2022). Pemberian ASI eksklusif pada bayi menurutnya sangat berpengaruh bagi pertumbuhan bayi namun ini masih belum banyak dipahami oleh ibu. “Terutama yang memiliki kesibukan setiap harinya. Oleh karena perlu adanya sosialisasi terkait ini terutama pada setiap pabrik yang bersifat padat karya,” katanya. Juga perlu adanya kerjasama dengan perusahaan menyediakan bilik untuk memompa ASI bagi karyawan perempuan. Dengan begitu angka kematian Bumil (ibu hamil), bayi baru lahir dapat tereduksi sehingga dapat meningkatkan angka harapan hidup. “Disamping itu perusahaan juga harus sediakan freezer (lemari pendingin, red) sebagai tempat menyimpan ASI setelah ditempatkan dalam botol,” ujar Arbani. Plt. Kepala Dinkes Kabupaten Malang ini menjelaskan kerjasama untuk mendirikan pojok laktasi pada setiap perusahaan dan tempat pelayanan publik dapat terlaksana karena masih banyak perusahaan yang tidak menyediakan tempat tersebut. Tahun 2022 ini, Arbani menyebutkan progran ini terlaksana, terlebih tahun ini adanya program penurunan angka stunting, kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir. “Target penurunan pada tahun ini harus berada pada angka dibawah 10%,” kata Arbani. (kid/ari)

Tags :
Kategori :

Terkait