Empat Dosen Unusa jadi Fasilitator Program Sekolah Penggerak

Rabu 09-03-2022,10:10 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, memorandum.co.id - Menyongsong transformasi pendidikan Indonesia, Kemendikbudristek RI mengadakan Program Sekolah Penggerak. Empat dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Machmudah, Akhwani, Rudi Umar Susanto, Fifi Khoirul Fitriyah, dinyatakan lolos menjadi Fasilitator Program Sekolah Penggerak. Fasilitator Program Sekolah Penggerak akan berperan sebagai pendamping bagi kepala sekolah, guru/pendidik, dan pengawas sekolah untuk mewujudkan sekolah yang berpusat pada murid. Keempat dosen Unusa tersebut akan melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) mulai 7 Maret hingga 19 April 2022. Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Dirjen GTK Kemdikbud Dr Praptono mengungkapkan, Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam menyongsong Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. "Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru)," ungkapnya saat memberikan sambutan Pembukaan Bimtek Fasilitator Sekolah Penggerak Angkatan 2 melalui akun youtube resmi kementerian, Rabu (9/3/2022). Praptono menambahkan, Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak. "Selamat kepada para fasilitator sekolah penggerak angkatan 2 yang telah lolos dan resmi mengemban amanah sebagai fasilitator. Tahun lalu, istilah fasilitator dinamakan pelatih ahli, namun diangkatan 2, dengan berbagai pertimbangan akhirnya diubah dengan istilah fasilitator," jelasnya. Sementara itu, dosen Unusa Rudi Umar Susanto mengatakan, motivasinya mengikuti Program Sekolah Penggerak adalah kesadaran bahwa dunia pendidikan di Indonesia perlu pembenahan dan transformasi. “Motivasi saya mengikuti program ini adalah saya sadar dunia pendidikan di Indonesia perlu melakukan pembenahan dan transformasi. Salah satu upaya saya untuk bisa ikut mengubah pendidikan Indonesia menjadi lebih baik adalah dengan cara mengikuti program pelatih ahli ini,” ujar Rudi. Dosen S1 PGSD Unusa ini mengaku sangat bangga berhasil lolos setelah melalui beberapa rangkaian seleksi. Mulai dari seleksi administrasi untuk menjadi fasilitator, simulasi melatih, hingga harus melakukan sesi wawancara dengan asesor. “Saya sangat senang dan pastinya bangga dengan pencapaian ini mengingat program fasilitator (pelatih ahli) adalah program resmi dari Kemendikbudristek. Tidak semua yang mendaftar bisa lolos karena syarat untuk lolos cukup berat, mulai syarat administrasi, simulasi melatih, hingga wawancara dengan dua orang asesor,” ungkapnya. Rudi berharap denga menjadi fasilitator Program Sekolah Penggerak, dia bisa memberi dampak positif bagi pendidikan Indonesia. Selain itu, dia berharap juga bisa memperoleh banyak pengalaman serta ilmu selama menjadi fasilitator Program Sekolah Penggerak. “Harapan saya adalah dapat mengikuti program ini dengan baik dari awal hingga selesai dan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Selain itu, pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan selama menjadi fasilitator Kemdikbudristek dapat saya bagikan kembali untuk civitas akademika Unusa sehingga ke depannya lebih banyak lagi fasilitator dari Unusa,” tuntas dia. (bin)

Tags :
Kategori :

Terkait