Cinta Itu Perlu Bukti (4-habis)
Kamis 24-02-2022,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi
Diberi Tahu Dokter, Usia Adik Tidak Akan Bertahan Lama
Saat Intan mulai menggores perut lengan, semua baru tersadar. Mereka serempak menjerit sekeras-kerasnya. Saat itulah Hurek bertindak cepat. Dia melompat dan merebut cutter dari tangan Intan.
Dua hari kemudiam, seperti diungkapkan di awal tulisan ini, akhirnya digelar akad nikah Intan vs Berli di vila milik Parlan di Pacet, Mojokerto. Derai air mata tidak hanya terurai dari mata Intan, melainkan juga dari setiap mata yang hadir. Termasuk mata naib yang menikahkan Berli dan Intan.
Hanya Hurek yang tidak tampak di perhelatan itu. Memorandum mencoba mencari ke pekarangan. Tidak ada. Saat itulah Memorandum samar-samar mendengar isak tangis yang ditahan.
Ternyata berasal dari balik pohon besar di halaman bawah. Hurek duduk di atas batu ceper dan sedang erat merangkul lutut sangat erat. Punggungnya berguncang tak berirama.
Memorandum mendekat. Pelan-pelan duduk di samping Hurek. Menungguinya menguras air mata. Ia menoleh dan spontan merangkul. “Om mengerti mengapa Intan minta secepatnya dinikahkan dengan Berli?” tanya Hurek.
Memorandum menggeleng.
“Usia Berli tidak akan lama lagi, Om,” imbuh Hurek. Deg! Memorandum kaget.
“Dari mana kau tahu?”
“Dokter yang merawat Berli,” kata Hurek. Kemudian dia menjelaskan bahwa suatu saat dia diminta menemui dokter tersebut. Saat itulah dia mendapat penjelasan njlentreh kondisi kesehatan adiknya.
Dia diminta pelan-pelan memberitahukan kondisi tersebut kepada kedua orang tua dan kekasih Berli. “Tapi, aku tidak mampu menyampaikannya. Kepada Papa, aku hanya berjanji andai suatu saat terjadi sesuatu, aku sanggup mengambil alih tanggung jawab Berli kepada Intan,” tuturnya sambil mengusap pipi dengan punggung lengan kiri.
Hurek menatap tajam mata Memorandum. “Mungkin Intan merasa tidak akan lama lagi bakal ditinggalkan Beri. Padahal, dia belum membuktikan cintanya kepada Berli. Pernikahan inilah bentuk tanggung jawab Intan atas cintanya.”
Hurek kembali sesenggukan. Memorandum teringat ketika meninggalkan Intan dan Berli untuk mencari Hurek, pasangan ini saling berangkulan di depan naib disertai tangis Intan. Juga tangis semua yang hadir di tempat itu.
“Aku akan tetap pada janjiku, Om. Aku tidak akan menikah dengan perempuan lain. Aku akan melajutkan tanggunag jawab Berli kepada Intan,” kata Hurek sambil memegang lengan kanan Memorandum.
“Tapi Om harus berjanji tidak akan menyampaikan kabar buruk soal Berli ini kepada Mama, Papa, dan Intan,” imbuh Hurek.
Memorandum mengangguk pelan. “Aku tidak ingin merusak kebahagiaan mereka. Aku bahkan selalu berdoa semoga Berli, Mama, Papa, Intan panjang umur,” tambah Hurek, yang pelan-pelan bersama Memorandum kembali ke tempat acara.
“Andai vonis yang dikatakan dokter salah? Andai Berli dan Intan bisa bertahan sampai kaki-kaki dan nini-nini?” Tanya Memorandum.
Bersamaan dengan akhir kalimat Memorandum tadi, jauh di depan tampak terjadi keributan. Terdengar jeritan bersahut-sahutan. Memilukan. Di antara mereka, terlihat Berli bengong memandangi wajah Intan di pangkuannya. (Yuli Setyo Budi/habis)
Tags :
Kategori :