Ayah Cecunguk, Pacar Kampret (3)

Kamis 03-02-2022,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Diajak Uuk Sahabat Pacar

Tiba-tiba Qudori merasakan ada tangan melingkari tubuhnya. Aroma harum menyeruak. Mirip bau Endang. Hanya mirip, tapi bukan. Rasanya tidak mungkin Endang sembuh secepat ini dan menyusulnya ke Semeru. Sangat tidak mungkin. Rindu langsung menyergap jiwa raganya. Rindu yang bikin remuk redam. Benar saja. Setelah menoleh, Qudori dikejutkan oleh senyum gadis cantik sahabat Endang, sebut saja Susi. Spontan Qudori akan bersuara. Tapi sebelum sempat terucap satu kata pun, jari Susi ditempelkan ke bibir Qudori. “Tidak usah takut. Ini rahasia kita berdua,” kata Susi sambil menurunkan jari-jemarinya dari bibir ke dada Qudori, lantas berusaha melepas kancing teratas baju pemuda berperawakan tinggi tersebut. Qudori kaget. Dia segera menepis lengan Susi dan sedikit mendorongnya. “Kamu jangan munafik. Endang sudah menceritakan semua. Ini hanya di antara kita berdua. Tidak akan ada yang tahu. Termasuk Endang,” kata Susi dengan napas tersengal. Kentara banget kalau dia sangat ingin ber-uuk vs Qudori. Qudori spontan berpikir: apa yang diceritakan Endang sehingga Susi nekat berbuat semacam ini? “Ayolah. Tidak akan terjadi apa-apa. Kita sudah dewasa dan bisa menjaga diri masing-masing,” desak Susi sambil mendekatkan tubuhnya untuk dipeluk Qudori. Qudori segera angkat kaki. Dia tidak ingin terlalu lama menyiksa perasaan Susi. Pemuda berdada bidang tersebut kembali ke rombongan dan berbaur bersama mereka. Sejak itu hingga pulang, Qudori tidak mau memisahkan diri dari kelompok atau menyendiri. “Masih banyak contoh lain. Alhamdulillah aku bisa jaga kehormatan seperti pesan Papa,” kata Qudori. Setelah tuntas menyelesaikan kuliah, Qudori tidak menjadi pengangguran terlalu lama. Tidak sampai tahunan. Hanya beberapa bulan, dia diterima kerja di sebuah perusahaan PMA (penanaman modal asing). Qudori memang pribadi yang menyenangkan sehingga gampang masuk komunitas apa pun. Mudah bergaul, punya motivasi tinggi, dan pandai menjalin komunikasi. “Setelah positif diterima kerja di perusahaan PMA, aku berniat memerkenalkan Endang ke keluarga,” tutur Qudori dengan nada optimis. Sebelum mengajak Endang ke rumah, Qudori meminta izin ayah dan ibunya. Ini dilakukan agar mereka tidak terlalu terkejut. Iya kalau siap, kalau tidak? Pokoknya Qudori berharap semua berjalan lancar. “Dia cantik, kan?” goda Mukatam. “Qudori pasti tak mau kalah saingan oleh Papa,” sahut mama Qudori. “Kapan kau kenalkan dia kepada kami?” tambah Mukatam. Qudori tak menjawab langsung. Dia hanya tersenyum. Tapi, tidak lama kemudian dia berjanji secepatnya mengajak sang pacar ke rumah dan memerkenalkan kepada keluarga. (jos, bersambung)
Tags :
Kategori :

Terkait