Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya
Keributan malam itu terjeda setelah Feri bisa menguasai diri. Dia duduk tenang di bibir ranjang. Satu per satu tetangga pamit. Yang tinggal hanya Supriadi dan istri. Mereka memang diminta untuk tidak pulang dulu.
Feri kemudian berdiri dan mengajak Supriadi keluar, membiarkan istri-istri mereka tetap berada di dalam kamar. “Mas, ini rahasia. Istri Njenengan juga jangan sampai tahu. Nanti bocor,” kata Feri setelah mereka berada di teras belakang rumah.
Keduanya pun duduk. Setelah bisa menguasai diri, Feri bercerita, “Tadi tiba-tiba anu-ku hilang. Benar-benar hilang. Aku raba-raba tidak ada. Kosong. Aku kaget, lho kok bisa?”
Di tengah kekagetan tersebut mendadak anu Feri yang hilang melayang-layang di depannya dan terbang ke arah luar rumah. Karena itulah Feri mengejarnya, “Waktu itu aku masuk kamar mandi hendak membersihkan diri setelah pulang lembur. Saat itulah muncul keinginan untuk bermesraan dengan Ningsih (nama samaran istri Feri, red). Slep… bersamaan dengan itu mendadak anu-ku hilang. Siapa yang tidak takut?”
Tapi ada yang lucu. Meski me-wanti-wanti Supriadi untuk tidak bercerita kepada siapa pun, bahkan istrinya, cerita tentang hilangnya anu Feri cepat merebak. Entah dari mana pangkalnya. Fenomena aneh ini pun menjadi viral di lingkungan tempat tinggal mereka tanpa melalui medsos.
Tanggapan para tetengga bermunculan. Ada yang menghubungkan hilangnya anu Feri berhubungan dengan tingkah laku Feri semasa menjalani tugas dinas di Kapuas.
Ada yang meyakini Feri ada main dengan perempuan setempat dan berjanji akan menikahi, namun diingkari. Akibatnya, wanita tersebut marah dan mengguna-guna bapak beranak dua tersebut. “Saat main dengan wanita itu, pasti ada barang milik Feri yang sengaja diambil untuk disimpan untuk keperluan ini. Di sana hal seperti ini sudah biasa,” kata seorang tetangga yang berasal dari Banjarmasin.
Ada pula yang menduga Feri ditaksir seorang wanita di sana tapi menolak dengan kasar. Namun, kemungkinan ini sangat kecil. Soalnya Feri di kalangan teman-temannya dikenal sebagai playboy telat beraksi.
Kejadian yang menimpa Feri ternyata berkelanjutan. Tidak hanya di rumah, tapi juga di tempat kerja. Tak eloknya, walau semua sudah tahu apa yang terjadi dan menduga-duga penyebab kejadian tersebut, Feri bersikukuh merahasiakan apa yang sesungguhnya terjadi.
Kejadian paling memalukan berlangsung di tempat pijat dan spa Jalan HR Muhammad. Feri membuat ontran-ontran. Hanya bersarung handuk, dia berlari keluar dari bilik pijat dan berteriak-teriak histeris. Yang diucapkan masih sama: anu-nya hilang dan terbang melayang-layang.
Melihat dan mendengar kenyataan tersebut beberapa teman menyarankan Feri menjalani ruqyah. Mereka yakin Feri kena guna-guna, apa pun latar belakangnya. Apa pun penyebabnya. Supriadi sebagai tetangga mepet tembok diberi tanggung jawab untuk menyampaikan saran ini.
“Mulanya aku merasa tidak enak. Tapi karena kasihan melihat penderitaan Feri, aku akhirnya menyampaikan saran teman-teman. Alhamdulillah Feri bersedia di-ruqyah,” tutur Supriadi.
Kepada Supriadi, Feri bahkan bercerita apa yang sebenarnya terjadi, apa yang dia rasakan, dan apa yang menyebabkan dirinya diteror kejadian memalukan dan manakutkan tersebut.
Bersama beberapa teman sekantor yang biasa mengikuti majelis taklim di masjid besar kawasan Surabaya Selatan dan melihat orang-orang di-ruqyah, mereka mengajak Feri diterapi di sana.
“Sebenarnya Feri sempat berkeinginan minta tolong Ustaz Danu dalam acara Rahasia Batin (RB) di MNCTV,” kata Supriadi. Lantas rencana itu dilaksanakan atau tidak? (bersambung)