Kau Masih Gadis atau Sudah Janda? (4-habis)

Selasa 11-01-2022,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Masih Ori, Masih Segelan

Endah tidak ingin umurnya habis tanpa bisa menikmati surga dunia. Tahu-tahu rambutnya memutih dan masa berlaku mahkotanya expired dimakan masa. Ba’i memang baik. Perhatian. Setiap kebutuhan Endah selalu dipenuhi dan tidak pernah berbuat aneh-aneh di luar rumah. Tapi, cukup itukah kebutuhan seorang istri? Kalau Ba’i bisa menikmati keanehannya, itu urusan dia sendiri. Bukan urusan Endah. Perempuan ini menyatakan berhak menuntut kualitas kehidupan sesuai standar dia sendiri. Bukan standar manusia aneh dan menyimpang seperti sang suami. Endah bisa berkata seperti itu karena sudah memberi rentang waktu panjang bagi Ba’i untuk membuktikan diri bahwa dia bisa berubah seperti lelaki normal lain. Nyatanya waktu berlalu tanpa ada perubahan. Perempuan tinggi dan jenjang ini bahkan sudah membantu sekuat tenaga dan pikiran dalam upaya mengubah sang suami. Kalau memang tidak bisa diubah, ya sudah, terima apa adanya dengan risiko apa pun. Dia tidak ingin demi menjaga nama baik keluarga, kehidupan privasinya hancur berantakan. Dalam agama yang diyakini Endah tidak ada pengorbanan semacam itu. Hak-hak setiap individu tetap harus dihormati, baik pria maupun wanita. Perempuan tidak berada di bawah pria. Mereka sejajar. Untuk hal-hal tertentu, kedudukan perempuan bahkan jauh berada di atas pria. Surga saja digambarkan berada di bawah kaki ibu, kaum perempuan; bukan di bawah kaki ayah. Menurut Ikin, Endah dipaksa menjalani rumah tangganya vs Ba’i agar harga diri keluarga, terutama keluarga Ba’i, tidak jatuh di mata masyarakat. Bagaimana kata tetangga dan orang-orang mendengar Ba’i ternyata wong aneh, bencong, gak lanang gak wedok, LGBT, dst, dll, dsb? Keluarga malu bila ketahuan anaknya gak ngalor gak ngidul. Sulit dibayangkan! Permintaan ayah dan ibu Ba’i itu, juga orang tuanya—yang masih berkerabat jauh dengan keluarga Ba’i—bisa dimaklumi Endah. Walau begitu, haruskah Endah menuruti permintaan tersebut meski justru merugikan diri sendiri? Karena itu, dengan tanpa sepengetahuan kedua keluarga, Endah diam-diam menemui Ikin untuk minta tolong diuruskan gugatan cerainya. Kini perceraian mereka sudah menjelang masuk masa sidang. Ba’i mengaku pasrah dan akan memermudah proses sidang agar keinginan Endah untuk berpisah darinya cepat terealisasi. Agar masa depannya berjalan sesuai keinginan Endah sendiri. “Nah, kalau Sampeyan punya anak atau keponakan lelaki yang kira-kira pantas jadi pendamping dia (sambil tangannya mengode menunjuk Endah, red), tak kasih alamat. Atau teman sekantor, mungkin?” kata Ikin, kemudian tersenyum. “Saya jamin masih ori. Masih segelan,” imbuhnya. (jos, habis)  
Tags :
Kategori :

Terkait