Semburan Minyak Kutisari, Warga Tidak Direlokasi

Jumat 27-09-2019,08:21 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

SURABAYA - Hingga sekarang Pemkot Surabaya belum berencana merelokasi warga di sekitar semburan minyak yang terjadi di perumahan Kutisari Indah Utara III/19, Kecamatan Tenggilis Mejoyo “Tidak sampai ada relokasi. Kalau pun nanti ada relokasi, perusahaan tambang yang merelokasi. Karena semburan itu jelas-jelas minyak dan sudah mengecil,” ungkap Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana di gedung DPRD Surabaya, Kamis (27/9). Dia menambahkan, pemkot terus memantau perkembangan semburan  minyak itu selama seminggu. Sekarang ini debit semburan mulai berkurang. “Kita pantau terus, jika memang dalam seminggu tutup, ya kita tutup nanti,”kata dia. Soal nasib sembilan drum minyak mentah yang  berhasil dikumpulkan dari semburan, Whisnu menyatakan, pemkot akan bekerjasama dengan Pertamina. Jika dibuang, malah akan merusak lingkungan. Sebelumnya, warga setempat berharap semburan minyak cair tersebut secepatnya dapat dihentikan atau segera ditangani dinas terkait. Sebab, semburan cairan minyak di lokasi semakin banyak di banding sebelumnya. "Jangan sampai kejadian lumpur Lapindo Sidoarjo, dinilai dinas terkait gagal melakukan penanganan, itu juga terjadi di sini. Apalagi, infonya di lokasi tersebut bekas tambang minyak pada zaman Belanda dulu,”  kata Harmoko, warga setempat. Kasi Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Ulviani menjelaskan, kondisi semburan minyak cair pada siang hari volumenya lebih besar dibanding malam hari. Tingginya tekanan luapan dari bawah tanah diduga karena faktor geologi. "Saat ini kandungan semburan yang keluar lebih dominan minyak cair. Sehari sebelumnya semburan masih padat bercampur lumpur. Kalau dibilang berbahaya sih tidak, karena yang keluar sekarang kandungan gasnya tidak ada," ungkap dia. Pakar teknik geofisika Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amin Widodo menjelaskan, lokasi semburan minyak mentah di rumah warga adalah bekas lapangan minyak bumi Belanda sejak 1880-an. Amin menduga luapan minyak mentah itu dipicu penambahan volume di dalam tanah.“Karena di dalam bumi aktif, akhirnya mendesak keluar. Minyak bumi memang seperti itu karakternya, apalagi ini musim kemarau banyak tanah pecah- ecah,”ungkap dia.(udi/be)  

Tags :
Kategori :

Terkait