Bobol Kartu Kredit Orang Asing, Empat Terdakwa Diadili

Selasa 28-09-2021,21:26 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Sebuah grup yang berisikan hacker dibuat oleh Harry Togu Setiawan. Tujuannya untuk mengumpulkan data kartu kredit untuk dibobol. Para hacker yang tergabung dalam grup tersebut terbiasa untuk membobol data-data kartu kredit. Mereka saling bertukar pengalaman menjual data hasil carding maupun spamming. "Togu meminta anggota grup Facebook untuk mencari data kartu kredit," ujar anggota Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim M Angga Rismawan saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang di Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (28/9/2021). Data kartu kredit itu kemudian diolah untuk dijadikan kripto. Kasus ini terungkap setelah Togu tertangkap di Bandara Juanda pada Senin (19/4/2021). Tidak lama setelah itu, polisi juga menangkap dua anggota komplotan Togu, Alik Dakirin dan Renno Suryokusumo di rumahnya masing-masing di Surakarta. Setelah Togu mendapatkan data kartu kredit, dia menyerahkannya ke Alik untuk diproses menjadi mata uang kripto. Alik yang berperan mengolah data kartu kredit untuk dijadikan kripto seperti bitcoin dan sebagainya. "Data berupa kartu kredit yang terdapat 16 angka nomor kartu diolah sedemikian rupa menggunakan metode tertentu lalu dirupakan menjadi bitcoin," tuturnya. Setelah menjadi kripto, Alik menyerahkan lagi ke Togu untuk dijual lagi. Togu kemudian menjualnya melalui Facebook dengan nama akun Firaun. Dari jual beli di media sosial ini polisi kemudian menyelidikinya. "Di akun Facebook terdapat postingan yang berkaitan dengan ilegal akses," ucapnya. Togu tidak hanya menjual data kartu kredit yang sudah diolah. Data yang masih mentah juga dijual. Data-datanya antara lain e-mail result berisi data kartu kredit orang lain, data akun marketolace seperti Venmo, Paxful, Indodax serta voucher Indodax untuk transaksi kripto. Sementara itu, Renno berperan untuk membuat akun marketplace Paxful atas nama orang lain. Dia juga mencari data dari bank di Amerika Serikat. Renno bekerja atas perintah Togu. Akun Paxful digunakan untuk membeli kripto. Sedangkan data-data kartu kredit yang berhasil didapat dari bank kemudian dijual Renno ke Togu seharga Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per data. "Yang mengatur kerja mereka semuanya Harry Togu," katanya. Selama bekerja sama sejak tahun ini, mereka sudah membobol banyak data kartu kredit milik orang asing. Angga tidak dapat menghitung berapa kartu kredit yang dibobol. "Yang dihasilkan sampai ratusan juta. Sangat banyak sekali yang dibobol. Itu bekum yang sudah dihapus datanya," ujarnya. Jaksa penuntut umum Darmawati Lahang mendakwa ketiganya dengan pasal 32 ayat 2 jo pasal 48 ayat 2 Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi Transaksi Elektronik jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Ketiga terdakwa tidak keberatan dengan kesaksian Angga. Togu mengaku sudah bekerja sejak 2017. "Pertama sendiri. Baru tahun ini kerja bareng," kata Togu. (mg-5/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait