Sidoarjo, memorandum.co.id - Pandemi Covid-19 di Indonesia memang mulai melandai. Namun kondisi ini tidak boleh membuat masyarakat abai. Protokol kesehatan (prokes) tetap harus dijalankan semua kalangan, anak-anak hingga orang dewasa.
Pesan ini begitu apik tersampaikan dalam puisi-puisi karya peserta Kidung Anak Sidoarjo yang dibacakan dalam pergelaran Padang Bulan, Sabtu (25/9/2021) malam. Gelaran ini hasil kolaborasi Akatara Jurnalis Sahabat Anak (JSA), UNICEF Indonesia dan Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda). Kegiatan dilaksanakan secara hybrid, offline di Dekesda Art Jalan Erlangga, Sidoarjo dan online melalui aplikasi Zoom.
Acara dengan tema Azimat 3M Melawan Covid-19 ini merupakan puncak rangkaian kegiatan Kidung Anak Sidoarjo 2021. Diawali dengan pelatihan penulisan puisi secara online. Dilanjutkan lomba penulisan dan pembacaan puisi. Lalu puncak acara sekaligus pengumuman pemenangnya di Pentas Padang Bulan.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan semacam ini. Sungguh hebat karena anak-anak bisa memahami betapa pentingnya menjaga prokes. Kami orang dewasa harus belajar pada kalian (anak-anak)," kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih.
Apresiasi juga disampaikan pemerhati anak yang juga Staf Ahli Gubernur Jatim Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Dr Andriyanto.
"Ini sungguh luar biasa. Pandemi memang seharusnya tidak membatasi kita untuk berkreasi. Anak-anak membuktikan tetap bersemangat dalam kegiatan ini," ujar Andriyanto.
Ia juga tertarik dengan tema Azimat 3M Melawan Covid-19. Mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak, ini bisa melawan Covid-19 jika dilakukan dengan benar.
"Pakai masker tidak bisa sembarangan. Kalau pakai maskernya vertikal juga tidak benar. Tapi harus menutup hidung dan mulut secara rapat. Begitu pula cuci tangan. Minimal 20 detik dengan sabun dan air mengalir. Jika 3M dipraktikkan dengam benar, maka bisa menjadi azimat," jelasnya.
Acara ini juga dihadiri langsung Kepala Perwakilan Unicef Surabaya Ermi Ndoen, serta perwakilan peserta lomba penulisan dan pembacaan puisi. Peserta yang hadir di Dekesda memang dibatasi jumlahnya karena penerapan prokes.
“Banyak karya anak-anak yang luar biasa. Diantara para peserta ini, akan muncul bakat-bakat baru yang akan meneruskan khasanah sastra di Indonesia bahkan di dunia,” kata Ermi.
Sejak dini, katanya, anak-anak sudah bisa belajar tentang penulisan dan literasi. Di tengah pandemi ini, mereka juga bisa menyampaikan pesan kebaikan itu untuk bisa saling mengingatkan dalam menerapkan 3M. “Karya puisi ini bisa dinikmati sebagai bagian dari kreatifitas anak-anak,” jelasnya.
Pelaksanaan Kidung Anak Sidoarjo ini diawali dengan pelatihan penulisan puisi serta aktualisasi puisi yang diikuti 183 anak melalui zoom serta 54 anak melalui YouTube Dekesda. Dari jumlah tersebut, sebanyak 81 anak mengirimkan karya puisi beserta video pembacaan puisinya. Video tersebut juga ditayangkan di YouTube Dekesda untuk bisa dinikmati oleh semua masyarakat.(ziz)