Surabaya, Memorandum.co.id - Kekompakan dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19 mendapatkan hasil yang baik, hal ini membuktikan dari hasil assesment Covid-19 yang dilakukan oleh Kemenkes RI terdapat hasil yang menggembirakan bagi Provinsi Jawa Timur, yakni Provinsi Jatim menjadi level 2.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, dari total perkembangan level yang ada, membuat situasi assesment Provinsi Jatim juga turun, yaitu dari tingkat 4 ke tingkat 2 hasil dari assesment situasi Covid-19 Jatim per 1 Agustus 2021 dan 6 September 2021.
“Dari 30 kabupaten/kota level 4 kini turun menjadi 2 kabupaten/kota tingkat 2. Ini membuat Jatim turun assesment dari tingkat 4 menjadi tingkat 2,” kata Gubernur Khofifah, Rabu (8/9/2021).
Gubernur Khofifah meminta semua pihak dapat mempertahankan capaian assesment posisi zonasi level daerah, maupun unsur-unsur lainnya. Selain itu, seluruh elemen masyarakat diminta tidak lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) dimanapun berada. Sehingga, kedepan Covid-19 makin terkendali dan terus melandai.
Berbagai upaya terus dilakukan dalam menangani Pandemi Covid-19. Tak hanya Pemprov, tetapi Forkopimda Jatim, Bupati/Walikota dan Forkopimda serta semua masyarakat dan berbagai elemen se-Jatim saling bersinergi.
Lebih lanjut, Khofifah bersyukur dan berterimakasih atas kerja keras dan partisipasi semua pihak yang ikut mencegah penyebaran Covid-19 di Jatim. Di dalamnya termasuk Forkopimda Jatim, Pemkab/Pemko, tenaga kesehatan (nakes), tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, media, dan seluruh elemen masyarakat.
"Alhamdulillah, Jawa Timur menjadi satu-satunya provinsi yang memiliki kabupaten/kota pada level 1 sesuai assesment yang dilakukan Kemenkes RI yaitu Lamongan. Terima kasih kekompakan dari semua pihak, termasuk bupati/walikota bersama Forkopimda se-Jatim, nakes dan sebagainya,” ujar Mantan Mensos RI.
Khofifah kemudian menjabarkan soal tren kasus positif, tren rawat inap, tren kematian, tren positivity rate, dan tren BOR yang semuanya mengalami penurunan. Sementara dari tren tracing mengalami peningkatan. Tren kasus positif Jatim mengalami penurunan dari 115,7 menjadi 13,68 kasus per 100 ribu penduduk/minggu.
Kemudian, tren rawat inap mengalami penurunan dari 36,82 menjadi 9,58 kasus per 100 ribu penduduk/minggu, tren kematian turun dari 6,27 menjadi 1,8 kematian per 100 ribu penduduk/minggu.
Sementara tren yang mengalami penurunan yaitu positivity rate dari 47,09 persen menjadi 3,55 persen positivity rate/minggu, dan BOR dari 81,51 persen menjadi 20,37 persen BOR/minggu.Sedangkan tren tracing mengalami peningkatan dari 1,27 menjadi 12,6 kontak erat dideteksi/kasus/minggu
"Tingkat keterisian tempat tidur atau BOR di Jatim ini juga sudah berada sangat jauh di bawah standar WHO yaitu di bawah 60 persen," terang Khofifah.
"Per tanggal 7 September BOR ICU tercatat 28 persen, BOR isolasi di RS tercatat 16 persen, BOR Isolasi di RS Darurat 19 persen dan BOR di isoter 14 persen," pungkasnya. (Mg6)