Unusa Lepas 791 Mahasiswa KKN, Bawa Misi Digitalisasi Kantin Ponpes

Senin 16-08-2021,13:02 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, memorandum.co.id – Sebanyak 791 mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang terbagi ke dalam 70 kelompok, Senin (16/8) siang, dilepas secara simbolis untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) hingga September mendatang. Pelepasan dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Dr Ir Wahid Wahyudi MT, mewakili Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Selain peserta yang hadir melalui daring via zoom, juga ada Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng dan para Wakil Rektor serta perwakilan dari Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-'ien, Ngunut Tulungagung, KH Muhson Hamdani. Dalam sambutannya, baik Wahid Wahyudi maupun Muhson Hamdani berharap terjunnya para mahasiswa Unusa dalam kegiatan KKN di tengah pandemi Covid-19, dapat memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat, seperti memberikan pengetahuan tentang Covid-19 maupun kebutuhan lain yang dinilainya dibutuhkan di era pandemi ini. Salah satunya tentang bagaimana cara menyiapkan pembelajaran online dan menyiapkan pembelajaran tatap muka dengan optimal. Tema KKN Unusa tahun ini mengusung tema “Belajar Bersama Unusa: Pesantren Tangguh Covid-19” dengan subtema bidang pendidikan, ekeonomi dan manajemen, serta sistem informasi dan kesehatan. Adapun sebanyak 791 mahasiswa disebar di beberapa pondok pesantren, kelurahan, dan puskesmas. “Kami berharap kehadiran mahasiswa tidak semata akan memberikan pencerahan kepada masyarakatnya tapi juga bisa mengambil pelajaran tentang dinamika yang terjadi di masyarakat di tengah pandemi Covid-19,” kata Rektor Unusa Prof Jazidie. Selain itu, Jazidie turut mengingatkan, para mahasiswa sebaiknya tidak memperdebatkan soal pandemi Covid-19, namun diharapkan agar lebih memberi pengertian kepada masyarakat bahwa Covid-19 nyata. "Sehingga mahasiswa diharapkan bisa memberikan cara kepada masyarakat sekitar bagaimana cara menanggulangi adanya Covid-19," pesan Jazidie. Salah satu kegiatan yang dilakukan kelompok mahasiswa di pondok pesantren adalah melakukan digitalisasi kantin. Kegiatan ini dimaksudkan untuk berkontribusi nyata bagi perkembangan pesantren berbasis digital. Kegiatan ini satu di antaranya di lakukan di Ponpes Mansyaul Ulum, Malang. Siti Romlah, Ketua Kelompok 61 mengatakan, dirinya dan anggot kelompoknya sudah merancang berbagai kegiatan untuk dilaksanakan di lokasi KKN, baik secara daring maupun luring. “Setidaknya saya bersama teman-teman akan melakukan tiga kegiatan utama, yaitu pendampingan pengelolaan kantin pesantren berbasis digital, pelatihan tata kelola organisasi, dan usaha di pesantren, serta pelatihan penyusunan laporan keuangan usaha di pesantren," urainya. Dijelaskan Romlah, kegiatan akan dilakukan secara blended, yaitu perpaduan antara metode offline dan online. Hal ini dilakukan karena pendekatan full online dirasa cukup memberatkan bagi pesantren. “Metode yang akan kami gunakan ada dua macam, offline dan online. Saat offline anggota kelompok tetap menjaga 5M plus 1D, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas, dan doa,” papar Romlah yang juga mahasiswa Akuntansi Unusa semester 6. Sedangkan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 61, Mohammad Ghofirin menjelaskan, dalam setiap kegiatan offline dirinya memang mewanti-wanti untuk menerapkan protokol kesehatan sementara pembiasaan daring bagi ponpes harus diupayakan dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan, agar ponpes terbiasa dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Sementara itu, pengasuh sekaligus Ketua Yayasan Pondok Pesantren Mansyaul Ulum Malang, KH Badrud Arifin mengungkapkan rasa bahagia dan bangganya dipilihnya Ponpes Mansyaul Ulum sebagai objek mahasiswa Unusa ber-KKN. “Rasanya seperti mimpi, pesantren kami jauh dari pusat Kota Malang, tapi Alhamdulillah, adik-adik tergerak untuk mengabdi di sini. Insyaallah kami akan selalu mendukung setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh adik-adik mahasiswa. Kami sangat berharap adik-adik bisa mewarnai dunia pesantren yang selama ini mungkin masih banyak kekurangan, terutama di pesantren Mansyaul Ulum," tutur KH Arifin. (mg3)

Tags :
Kategori :

Terkait