Dendam Jadi Motif Pembacokan Pemilik Toko Surya Mas Pasar Kapasan

Jumat 23-07-2021,13:38 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, Memorandum.co.id - Kasus pembacokan terhadap pemilik toko Surya Mas lantai 2 blok P nomor 154, Pasar Kapasan, Simokerto masih terus didalami polisi. Pantauan Memorandum.co.id, Jumat (23/7) sekitar pukul 12.00 situasi di Pasar Kapasan terlihat cukup kondusif. Para pedagang melakukan jual beli seperti biasanya. Tak terkecuali pedagang di sekitar lokasi tempat lokasi kejadian pembacokan yang menimpa Slamet Mahmud (54) warga Gembong Sawah Tengah, hingga mengakibatkan nyawanya melayang. Ina (20), pedagang baju di sekitar toko korban mengatakan, pembunuhan Slamet diduga dilatabelakangi dendam. Dituding korban pernah memukul salah satu karyawan toko lain sehingga menimbulkan dendam. "Kabarnya korban pernah memukul karyawan toko yang tak jauh dari tempat jualannya. Dugaannya ada keterkaitan dengan itu, yakni motif dendam," kata Ina menunjuk toko yang dimaksud. Ina sekaligus saksi mata insiden berdarah itu mengaku masih trauma mengingat detik-detik aksi brutal yang dilakukan dua pelaku. "Saat kejadian, dua orang menghampiri toko korban. Sempat terdengar cekcok," ungkap Ina. Tidak lama kemudian, ia melihat pelaku membawa senjata tajam jenis celurit dan pisau. Pihaknya yang ketakutan lari terbirit-birit. "Pelaku yang membawa celurit lantas menyabetkan ke arah kepala sebelah kanan, kiri lalu depan. Akhirnya korban tersungkur. Tidak berhenti, pelaku dengan membabi buta membacok punggung korban," pengakuan Ina yang menyaksikan dari kejahuan. Setelah terkapar dengan mandi darah, pelaku melarikan diri. Kemudian korban dilarikan ke rumah sakit. "Saat kejadian tidak ada yang berani mendekat," imbunya. Disinggung identitas pelaku, Ina mengaku tidak dapat mengenalinya. Lantaran pelaku saat itu mengenakan helm dan jaket. "Yang pasti pelaku masih muda," jelasnya. Aroma anyir bekas darah korban pembacokan di toko Surta Mas lantai 2 blok P nomor 154 Pasar Kapasan menjadi saksi bisu kekerasan yang terjadi Kamis (22/7) . "Iya masih bau amis (anyir). Lantaran darah korban belum sepenuhnya dibersihkan di dalam toko," kata salah satu pedagang yang enggan disebut namanya. Saat ini toko dalam keadaan tertutup usai kejadian itu. Tidak ada garis polisi di lokasi kejadian. Sementara keseharian korban Slamet Mahmud (54) warga Gembong Sawah Tengah berjualan celana pendek dan hem batik di stan 2x2 meter itu. "Sudah lumayan lama korban jualan di sini (Pasar Kapasan)," kata Ina pedagang baju. (alf)

Tags :
Kategori :

Terkait