Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya
Pertemuan yang intens dengan Kenanga menimbulkan obsesi tersendiri di benak Jono. Dia ingin mewarnai hidup dengan kehadiran Kenanga di sisinya. Jono ingin poligami.
Pemikiran ini bukan tanpa pertimbangan, sebab ada dua sosok sentral yang dia teladani. Ayahnya sendiri memiliki lebih dari satu istri. Dua. Demikian juga ayah mertuanya. Ustaz Azis bahkan memiliki tiga istri, seperti almarhum Ustaz Arifin Ilham. Berkaca dari mereka, Jono berkeyakinan obsesinya mempersunting Kenanga tidak akan terkendala.
“Sejak itu aku mulai melakukan pendekatan kepada Kenanga. Seperti aku duga, dia tidak menolak ketika kutawari menjadi istri kedua. Syaratnya ada restu dari Nia,” kata Jono, yang mengaku waktu itu sangat yakin keinginannya tersebut juga bakal disetujui Nia.
Tapi sebelum minta izin Nia, Jono ingin minta pertimbangan ayahnya. Pada suatu hari, disampaikanlah isi hatinya. “Kau yakin?” tanggap ayahnya, Ahmad.
“Yakin, Bah.”
“Tapi, Abah tidak yakin Nia bakal merestui.”
Kata Jono, ayahnya berkata bahwa Nia adalah perempuan tertutup. Dia tidak mudah mengutarakan isi hati. Tapi karena dia dibesarkan di lingkungan Islami, Nia bakal berusaha bersikap Islami walau itu bertentangan dengan isi hati.
“Misal, walau dalam hati tidak setuju dirinya dipoligami, namun karena ajaran agama memperbolehkan hal itu, maka dengan terpaksa dia akan memberikan restu apabila kamu minta izin kawin lagi,” kata Jono menirukan nasihat ayahnya.
Mendengar itu, Jono bertafakur cukup lama. Dia tidak bisa memungkiri bahwa cintanya kepada Nia sangat besar. Mungkin jauh lebih besar dari Stadion Bung Tomo.
Tapi, di sisi lain, hati kecilnya berkata bahwa dia ingin dekat juga vs Kenanga. Apabila keinginan ini tidak diwadahi dalam ikatan suci, Jono khawatir suatu saat terjerumus ke hal-hal yang tidak baik.
Kekhawatiran ini wajar bila tebersit di benak Jono. Sebab, suatu saat dia pernah mengalami sesuatu yang membuat hatinya berdesir. Hatinya bertalu-talu seperti genderang perang ditabuh.
Ceritanya, suatu hari dia terlambat datang ke showroom dan kebelet pipis. Maka, begitu sampai, dia bergegas masuk. Berlari menuju kamar kecil di bagian belakang showroom. Tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri.
Ia langsung menuju sasaran dan mendorong pintu dengan keras. Tapi bukannya terbuka, tapi malah mendal. Roboh ke arah dirinya. Dia lupa bahwa sehari sebelumnya pintu tersebut rusak. Engselnya jebol. Maka, tampaklah seluruh isi kamar mandi.
Jono terjengkang jatuh dengan punggung terlebih dulu menyentuh lantai. Tapi, bukan itu yang paling diingat. Melainkan pemandangan di depannya: Kenanga jongkok dengan rok tersibak ke atas dan CD dilorot sebatas lutut. Rupanya gadis ini sedang pipis ketika pintu kamar kecil roboh. (bersambung)