Suami Suka Hasta Karya (1)

Sabtu 05-06-2021,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Membegal Payudara Pembantu

Sakdiah (samaran) marah-marah saat keponakannya, sebut saja Harsi, mengatakan suaminya, Koko (samaran pula), genit. Sakdiah bahkan sempat menuduh remaja berwajah manis tersebut menebar fitnah. Koko di mata Sakdiah terihat sebagai pria sempurna. Pendiam, perhatian terhadap keluarga, disiplin, dan aktif dalam kegiatan keagamaan di masjid. Walau jarang salat berjemaah, bahkan hampir tidak pernah, Koko dikenal suka berinfak. Hampir semua keperluan masjid tidak lepas dari uluran tangannya. Terutama untuk kegiatan remas (remaja masjid), apalagi sejak kepengurusannnya dirombak, setahun silam. Sejak Harsi dipercaya sebagai bendahara remas. “Makanya dia (Harsi, red) saya marahi habis-habisan,” kata Sakdiah saat bertemu di kantor pengacara, sekitar Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, belum lama ini. Sakdiah menduga itu terjadi karena Harsi kurang suka terhadap Koko. Sejak ikut keluarga Sakdiah, awal 2018, anak baru gede (ABG) ini memang tidak pernah bersikap lembut kepada Koko. Hanya pada pekan-pekan awal sikapnya baik. Selebihnya cenderung jutek dan sinis. Harsi bahkan terkesan selalu menghindari bersinggungan langsung dengan Koko. Dia bahkan selalu menolak setiap diajak makan bersama. Apalagi, jagongan pada waktu-waktu liburan. “Suami saya memang keras. Awalnya dia suka memberi uang saku kepada anak adik bungsu saya (Harsi, red) itu. Tapi, kebiasaan tersebut dihentikan karena Mas Koko menilai Harsi terlalu boros. Keponakan saya itu sering dipergoki makan dan minum di kafe-kafe mahal. Mahasiswa kan seharusnya prihatin,” tutur Sakdiah, yang lantas mencontohkan dirinya yang dulu hidup irit saat masih berkuliah di Jogjakarta. Perubahan sikap Koko inilah yang diduga Sakdiah memengaruhi penilaian Harsi terhadap suaminya. “Awalnya Harsi minta saya memerhatikan sikap Mas Koko kepada pembantu kami,” imbuh Sakdiah. Namun, herhari-hari hal itu dilakukan Sakdiah, dia merasa tidak ada yang ganjil. Koko memerlakukan pembantu di rumah—yang diakui Sakdiah masih muda dan bersih—dengan baik dan sopan. Harsi juga pernah memerlihatkan foto HP-nya yang menunjukkan tangan Koko “membegal” payudara pembantu yang memang seksi dan wow. Tangannya berhasta karya dalam tanda petik. Tapi, hal itu disanggah Sakdiah sebagai sesuatu yang tidak disengaja. Sejak itu Harsi sudah tidak pernah melaporkan perbuatan aneh-aneh Koko. AGB ini juga jadi jarang membuka komunikasi dengan budenya.  “Mungkin dia jengah karena laporannya tidak pernah saya percaya,” kata Sakdiah. Perubahan sikap Harsi menjadi pendiam pernah ditanyakan Sakdiah, tapi Harsi mengatakan tidak-ada apa-apa. Sakdiah juga sempat memanggil pembantunya, sebut saja Sarijem, dan ditanya apakah pernah dijahili Bapak, si pembantu hanya diam. Sakdiah kurang puas dengan tanggapan Sarijem. Didesaknya pembantu berwajah mirip penyanyi dangdut Siti Badriah itu, namun Sarijem masih diam. Dia hanya menggeleng pelan. Sakdiah gusar. Walau begitu, dia tidak bisa memaksa Sarijem membuat pengakuan seperti yang dia kehendaki. Sarijem lantas diminta kembali kerja, sementara Sakdiah mengurung diri di kamar. Sampai suatu saat, Sakdiah mengetahui dengan mata kepala sendiri Koko sedang berusaha menyenggolkan bagian bawah perutnya ke pantat Sarijem, ketika mereka berpapasan di pintu penghubung ruang makan dan ruang terbuka di bagian belakang rumah. Mata Sakdiah terasa hampir copot. Dadanya bergemuruh. Darahnya mendidih seperti kawah gunung merapi purba. Walau begitu, Sakdiah berusaha sabar dan menunggu saat yang tepat untuk bersikap. (jos, bersambung)
Tags :
Kategori :

Terkait