Laporan: Noor Arief
Beberapa hari menjelang kegiatan mengikuti latihan perang oleh TNI AL, saya berusaha untuk menambah bekal. Minimal rencana saya, jumlah kemampuan saya untuk push up atau sit up sedikit bertambah. Atau minimal saya bisa berkeringat di pagi hari. Di bawah sinar matahari pagi pula.
Tapi saya hanya bisa berencana. Setiap bangun pagi, selalu keduluan ayam berkokok. Jauh sesudahnya. Beberapa hari kemudian, rencana kembali terulang dan kegagalan pun kembali terulang. Hari keberangkatan pun semakin dekat. Pasrah.
Hanya saja untuk mengimbangi mental, saya belajar banyak pada Poon Lim. Sang Manusia Samudera. Perjalanan hidup Poon Lim ini terjadi pada Perang Dunia II dan mencatat sejarah satu-satunya di dunia. Bertahan di lautan selama 133 hari. Di atas rakit dan dengan bekal seadanya. Kesamaan dengan saya, Poon Lim juga tidak bisa berenang.
Poon Lim adalah anak buah kapal (ABK) dagang berbendera Inggris, SS Ben Lomond. Saat berlayar di Samudera Atlantik, kapalnya ditornado oleh kapal selam Jerman. Kapal karam dan Poon Lim berhasil keluar dari kapal berbekal jaket pelampung. Sampai akhirnya Poon Lim berhasil meraih rakit dan di atasnya lah selama 133 hari ke depan, dia bertahan hidup.
Awalnya, ada sedikit bekal di atas rakit tersebut. Beberapa kaleng biskuit, 40 liter air, cokelat, sekantung gula, petasan suar, tempat rokok, dan senter listrik. Tapi itu tidak bisa bertahan lama sampai akhirnya Poon Lim pun benar-benar bertahan tanpa bahan makanan di atas rakit.
Memancing ikan dengan kawat lampu senter, menampung air hujan untuk minum, sampai dengan meminum darah hiu yang tertangkap saat tidak ada hujan turun. Semua saya baca dan saya sematkan dalam pikiran saya. Poon Lim juga membuat pisau dari kaleng bekas makanan yang ditemukan. Apapun harus bisa dilakukan untuk bertahan.
Perjalanan sial Pooh Lim ini sampai akhirnya berbuah medali Kekaisaran Inggris yang diberikan oleh Raja George VI. Kisahnya juga masuk dalam buku manual teknik bertahan hidup oleh Royal Navy. Rekor bertahan hidup di lautan yang belum terpecahkan. Sampai saat ini.
Tidak hanya membaca kisah hidup Pooh Lim, tapi saya juga membekali dengan pengetahuan lain. Saya ingat beberapa waktu lalu melihat latihan satu regu di kolam renang milik TNI AL di daerah Juanda, Sidoarjo.
Saya melihat seorang pelatih mengajari beberapa orang siswa cara membuat pelampung dari kain sarung dan celana panjang. Saya juga mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri, botol minuman mineral kemasan 1500 ml bisa menjadi pelampung perorangan. Atau dua botol minuman kemasan 500 ml juga berfungsi yang sama. Saya ingat-ingat kembali memori tersebut untuk kemudian saya tempatkan di urutan teratas ingatan saya.
Dan, besok adalah hari keberangkatan saya mengikuti latihan perang Armada Jaya XXXVII bersama TNI AL. Saya yakin mereka sudah menyiapkan segala sesuatunya secara baik dan terencana. Termasuk segala kemungkinan. Saya pun yakin, Tuhan juga akan terus bersama saya menjalani hari demi hari di kapal perang. Bismillah. (bersambung)