Malang, memorandum.co.id - Peringatan Hari Kartini tahun ini cukup spesial bagi Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang. Jabatan stategis BUMD milik Pemkot Malang ini dipercayakan pada kaum perempuan. Bukan hanya di jajaran staf namun juga di posisi manajer sampai dengan direksi. Ir Ari Mukti MT, yang saat ini menjabat Direktur Teknik Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang menyampaikan saat ini perempuan bukan hanya follower dalam dunia yang didominasi kaum adam. "Kami juga harus membawa semangat untuk berjuang demi bangsa dan negara, agar wanita dapat diperhitungkan dan tidak tertinggal dalam peradaban dunia," kata perempuan kelahiran Binjai, 5 November 1965 ini. Ketika ditempatkan di divisi apapun, alumni ITN Malang jurusan Teknik Pengairan ini berupaya menyelami tugas barunya sambil berinovasi. Di antaranya, melakukan penelitian dan memutakhirkan sistem. Di antara pengalaman yang berkesan bagi Ari selama 20 tahun mengabdi di Tugu Tirta adalah ketika ditugaskan di Bidang Penelitian & Pengembangan (Litbang) serta Pengawasan Pekerjaan (Wasker). “Banyak pengalaman luar biasa tentang menangani permasalahan di lapangan sekaligus dapat mempelajari segala aspek bidang perusahaan,” ujarnya. Wisudawan terbaik S2 Jurusan Manajemen Konstruksi ITN Malang itu sama sekali tak mengesampingkan perannya dalam keluarga. "Semangat kerja saya yang luar biasa, tentu tak lepas dari support dari keluarga. Dukungan penuh mereka membuat saya juga bisa total dalam menekuni pekerjaan," timpalnya. Sebagai Kartini Tugu Tirta, Ari berharap Perumda Air Tugu Tirta menjadi ikon Kota Malang dan kebanggaan nasional serta go international. "Saya juga punya angan meningkatkan pendidikan kaum perempuan, supaya lebih percaya diri mengikuti tantangan zaman tanpa meninggalkan kodrat sebagai seorang ibu dan perempuan," harapnya. Sementara itu, di jajaran manajemen, ada nama Machfiyah SE MH yang menduduki posisi Manajer Umum. 'Srikandi' Tugu Tirta yang sudah mengabdi selama 24 tahun ini dikenal sebagai sosok yang tegas, cekatan dan ngemong. "Mungkin inilah nilai plus wanita ketika memimpin, yakni tidak sekadar memposisikan diri sebagai atasan kepada bawahan, namun juga layaknya sahabat, bahkan ibu bagi staf-stafnya," ujar Mave, sapaan akrabnya. Meski begitu, wanita yang hobi berpetualang ke alam bebas ini menegaskan, bahwa betapa penting dan strategis posisinya di tempat kerja, dia tak lantas menafikan perannya sebagai seorang istri dan ibu bagi ketiga putranya. "Secara kinerja saya sama saja dengan karyawan lainnya, baik pria maupun wanita. Intinya adalah mengabdi untuk perusahaan dan melayani masyarakat. Secara kodrat, sebagai perempuan, yang juga istri serta ibu di keluarga, saya punya kewajiban untuk mengabdi dan melayani suami dan anak-anak saya. Semuanya harus balance," tukas Mave. Perempuan kelahiran Pasuruan, 7 Februari 1968 ini juga mengabdi mulai dari staf Bagian Distribusi hingga menjadi Asisten Manajer Humas dan kini menjabat Manajer Umum. Pengalaman selama 24 tahun sejak 1997 ini membuat Mave kenyang asam garam problematika di bidangnya. Pada peringatan Hari Kartini tahun ini, Mave berharap momentum ini bisa dijadikan tonggak refleksi untuk membangun negeri. "Bisa dimulai dengan berkiprah di lingkup terkecil kita, di keluarga, di lingkungan masyarakat, memajukan perusahaan kita, memajukan daerah kita hingga skala yang lebih besar," paparnya. Berikutnya, Dra Nanis Setiari MM, yang menjabat Manajer Pengawasan Pekerjaan Tugu Tirta. Bagi wanita kelahiran Malang, 19 Januari 1967 ini setiap hari adalah bermakna Hari Kartini. "Karena sebagai wanita harus bisa menempatkan dan mensejajarkan diri dan kemampuan sama dengan pria. Memang dari segi kuantitas pria lebih banyak, tapi dari segi kualitas wanita bisa lebih baik," katanya optimistis. Berkiprah di Tugu Tirta sejak 1991, Nanis mengaku tiap ditugaskan di bidang manapun. Meski tidak memiliki basic disiplin ilmu dari teknik, namun justru kemudian bidang teknik serius digelutinya. "Sebetulnya bukan dari teknik, tapi saya lebih banyak ditempatkan di teknik sehingga begitu ditempatkan di Bagian Teknik menjadi hal yang paling berkesan dan penuh tantangan. Itu pula yang memicu semangat saya untuk melanjutkan studi ke S2 Teknik," terang wanita yang pernah menjabat Manajer Jaringan Pipa Pelanggan tersebut. Nanis menilai tantangan untuk Kartini masa kini adalah dengan adanya kesetaraan gender di mana untuk saat ini banyak peran wanita baik dalam keluarga menjadi lebih dominan. Meski mempunyai jabatan lebih tinggi bukan berarti mereka harus menggantikan posisi sebagai tulang punggung keluarga. "Karena saat ini banyak yang memaknai bahwa kesetaraan gender menjadikan berganti peran wanita dalam keluarga," lanjutnya. Ia pun memimpikan ke depan antara wanita dan pria memiliki peluang sama karena antara pada prinsipnya sebagai makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain dan saling support. Dan untuk penempatan posisi alangkah baiknya mengedepankan kompetensi bukan jenis kelamin. “Sehingga dimanapun penempatan posisi jabatan akan sangat tepat bila berpedoman pada kompetensi yang dimiliki dan hasil asessment pegawai yang bersangkutan," urainya. Senada, Aneka Puspa Wardhani SE, yang saat ini menjabat Manajer Keuangan Tugu Tirta menyampaikan tantangan Kartini masa kini bukan lagi soal penjajah dan peran kaum yang menginjak hak-haknya. "Melainkan melawan hawa nafsunya sendiri yang jauh lebih berat dibanding apapun juga," tutur Eka, panggilan akrabnya. Aneka memandang visi ke depan yaitu wanita harus menjadi cerdas dan berprestasi dengan tidak merasa unggul dan melupakan kodratnya sebagai perempuan yaitu sebagai istri, ibu, serta anak perempuan dari orangtuanya. "Tetapi tetap sebagai wanita yang tidak mengabaikan hak dan kewajibannya dengan batasan-batasan yang telah diatur oleh agama," tegas wanita berjilbab yang mengabdi di Tugu Tirta sejak 1 Oktober 1995. Aneka mengawali kiprahnya sebagai staf Litbang Administrasi dan Keuangan selama kurun waktu tahun 1995-2001. "Bagi saya, pada setiap posisi jabatan selalu memberikan kesan tersendiri. Karena setiap posisi jabatan selalu ada proses pembelajaran,” tuturnya. Yang paling berkesan baginya adalah saat pertama penempatan saya di Staf Litbang Adm dan Keuangan bekerja dengan orang-orang pintar. Selanjutnya, dia pernah menduduki posisi Kepala Unit Akuntansi, Asmen Akuntansi, Asmen Pengembangan SDM, Auditor Muda dan menjabat Manajer Keuangan sejak 2019. Baginya, memaknai Hari Kartini adalah wanita harus mampu mandiri. "Bukan berarti harus berjuang sendiri. Tetapi tetap sesuai kodratnya, wanita tetap membutuhkan pria untuk melewati hari-hari yang lebih sempurna," imbuh Eka. Untuk kemajuan perusahaan, dia berharap seluruh elemen perusahaan mengedepankan semangat kerja ikhlas, kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas untuk kemajuan Perumda Air Minum Tugu Tirta. Selamat Hari Kartini untuk perempuan Tugu Tirta. (*/ari/fer)
Refleksi Hari Kartini, Tugu Tirta Kota Malang Miliki Kartini Tangguh
Selasa 20-04-2021,20:28 WIB
Editor : Ferry Ardi Setiawan
Kategori :